Lihat ke Halaman Asli

Bagus Saputra

penulis amatir

Setelah Kau Pergi

Diperbarui: 28 Desember 2020   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masih tentangnya, bolehkah aku mengatakan jika aku rindu ? Bolehkah aku sesekali masih melihat foto dia di galeri ponsel ? Bolehkah aku masih melihat-lihat pesan dari dia beberapa minggu lalu ? Dan bolehkah aku mengganggunya hanya sekedar melihat respon darinya ? Jika di dunia ini ada laki-laki yang tidak bisa bertanggung jawab atas keputusan, itu adalah "Aku". 

Setelah kau pergi, jelas semua terasa berbeda. Aku hanya berusaha menguatkan apa yang menjadi keputusan. Bodoh ? Iya. Tetapi ada alasan kuat mengapa aku demikian. Apakah kamu masih mempertahankan wanita yang ragu dengan dirimu? Apakah kamu tega melihat wanita-mu pasrah kepada semesta tentang perasaan yang ragu itu, sedangkan laki-lakinya masih bercanda dan tertawa terbahak ketika bersama dan seakan semuanya terlihat baik ? Apakah kamu tega melihat dirinya yang berusaha menguatkan hatinya sebagai wanita di usia yang seharusnya sudah bahagia seperti teman-teman sebayanya, sedangkan laki-lakinya masih sibuk dengan urusan keluarga dan masalah pribadinya ? 

Melepaskan adalah bukan tentang siapa yang salah dan siapa yang benar, terkadang daun yang telah jatuh dari sebuah ranting pohon akan memiliki kehidupan baru, antara pergi bersama angin, mengalir bersama air atau tetap berada di bawah pohon itu hingga tergerus hujan atau mengering karena sinar matahari. Melepaskan adalah tentang pilihan, tentang harapan, dan tentang kesepakatan. 

Ketika aku dilahirkan di dunia ini, aku tidak bisa memilih kehidupan yang seperti apa. Aku selalu beranggapan bahwa aku ingin seperti mereka, menjadi sebenar-benarnya pria yang bisa membahagiakan wanitanya dengan cara-cara yang luar biasa, aku ingin berbagi materi yang lebih untuk bisa tetap membuatnya semakin mencintaiku, dan aku ingin bersama-mu, mengantarkanmu ketempat yang kamu inginkan tanpa harus berunding soal "kemana kita hari ini ?".

Tetapi ketika aku menyadari, dan berusaha memaafkan salahku terhadap Tuhanku, aku berpikir bahwa, "terkadang Tuhan membuat semuanya berbeda adalah tentang tugas dan peran kita di dunia ini seperti apa, siapa yang harus kita diperjuangkan dan siapa yang harus dibahagiakan terlebih dulu. Maaf, aku melepasmu bukan karena aku tidak mencintaimu, tetapi aku menginginkan kebahagiaanmu, dan memastikan ragu-mu adalah benar.

Mungkin saat ini kamu sedang berkomunikasi dengan yang lain, aku cukup bahagia mendengar kabar kamu sedang dekat dengan dia. Cemburu? Iya. Tetapi bukankah cinta sejati adalah cinta untuk melepaskan orang yang kita sayangi untuk bahagia dengan laki-laki lain dan menjalani hidupnya tanpa ragu ? Bukankah Cinta sejati adalah tentang aku dan kamu dalam kesepakatan baik untuk memastikan hati kita bahagia? 

Terimakasih atas kesempatan yang sebentar itu. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline