Lihat ke Halaman Asli

aziz muafa

Mahasiswa

Aku, Kamu, dan Mamang-Mamang Ojol

Diperbarui: 21 Februari 2023   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: beautynesia.id

Ojol atau biasa kita sebut ojek online. Siapa sih warga indonesia sekarang yang tidak memakai layanan ojek online saat ini. Motor baru di service  atau males ngendarain motor dikit panggil layanan ojol, perut laper tapi cuacanya lagi hujan mager keluar rumah pinginnya sambil rebahan tau-tau makanannya dateng panggil layanan ojol, sama halnya, lagi hujan deres ada barang yang harus buru-buru dianter tapi mager ngeluarin jas hujan sama bawa motornya panggil layanan ojol. 

Di era digital yang semakin berkembang ini disetiap tahunnya segala permasalahan dan juga tantangan yang terjadi dalam sosial dapat dengan mudah diselesaikan hanya dengan mengklik beberapa fitur dalam aplikasi yang memang sengaja dimudahkan untuk kita.

Dilansir dari linovhr.com yaitu Society 5.0 adalah salah satu hasil dari perkembangan zaman yang terjadi saat ini, Era ini sendiri merupakan perkembangan yang terjadi didalam bidang teknologi. 

Seperti layanan ojek online tadi, ojek sendiri mengalami dampak dari perubahan perkembangan teknologi dari yang awalanya ketika kita butuh jasa mamang-mamang ojek  maka kita harus langsung datang ke tempat dia menongkrong atau biasa kita dengar dengan sebutan pangkalan ojek, tetapi dengan adanya perkembangan teknologi itu tadi, kita jadi lebih dipermudah untuk memanggil ataupun memesan layanan ojek dari mana saja hanya lewat aplikasi.

sumber foto: pers mahasiswa natural.com

Dilansir dari detik.com, layanan jasa ojek online (ojol) ini diprakarsai pertama kali oleh Go-Jek yang didirikan oleh salah satu menteri kita yakni menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi indonesia, Bapak Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. Layanan yang didirikan oleh bapak nadiem ini merupakan tonggak awal sebelum bermunculan para pesaing-pesaing layanan jasa lainnya.

Go-jek juga merupakan aplikasi yang dapat diakses dengan mudah oleh siapapun dan dimanapun hanya dengan smartphone atau gadget, dengan penawaran harga jasa yang lumayan worth it bagi kaum proleter/ pekerja bahkan untuk seorang pelajar sekalipun. 

Seiring berjalannya waktu, banyak kompetitor yang turut serta menciptakan aplikasi serupa. Mungkin saja para investor merasa bahwa layanan jasa seperti ini memiliki prospek bisnis jangka panjang yang signifikan, Dan yaa betul, aplikasi layanan transportasi online seperti ini menjadi banyak diminati oleh warga Indonesia.

Terhitung sudah kurang lebih dari 15 E-commerce yang serupa menawarkan layanan jasa seperti demikian, yakni ada Go-JEK, Grab, Maxim, In Driver, Anterin, Asia Trans, Oke Jek, Linkaran, Nujek, Shejek, M-Ojek, Jogjakita, Draiv, Kuririo, dan Walan. Tetapi dari 15 aplikasi tersebut juga tak semuanya bisa bertahan lama dan mau tak mau harus gulung tikar terlebih dahulu

Dikutip dari cnbcIndonesia.com bahwasannya banyak perusahaan sejenis yang lain terpaksa harus gulung tikar alias bangkrut. Ketua Umum Asosiasi Driver Online (ADO) Christiansen Wagey mengatakan sejak beberapa tahun terakhir, ada lebih dari 10 ojek online dan taksi online gulung tikar. Menurutnya, ketidakmampuan mereka untuk menguasai pasar menjadi penyebab mereka gulung tikar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline