Lihat ke Halaman Asli

azas tigor nainggolan

Advokat dan Analis Kebijakan Transportasi

Membangun Gerakan Pertanian Holistik dari Pengalaman Berkah Bumi Blembem

Diperbarui: 9 Juni 2023   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (SHUTTERSTOCK/WERTINIO via KOMPAS.com)

Pencarian bentuk bantuan atau charity untuk alternatif pengembangan ekonomi masyarakat miskin bukan persoalan rumit. Dalam keseharian sangat mungkin di dapat alasannya dan solusi untuk kita menjawab kesulitan atau kemiskinan. 

Saya teringat sebuah film pendek sekitar 15 menit yang menceritakan bagaimana seorang anak muda Thailand yang meninggalkan desanya untuk merantau ke Kota Bangkok. Mimpinya Pun Pun si pemuda Thailand merantau ke Bangkok untuk memperbaiki kehidupan dan mendapatkan masa depan lebih baik di kota.

Sesampainya di Kota Bangkok, Pun Pun dihadapkan pada kenyataan betapa kehidupannya jauh lebih sulit dan lebih miskin dari kehidupannya di desa asal. Hidup di kota harus berdesakan di ruang ruang sempit, kumuh dan kotor. 

Sementara di desa dia memiliki rumah yang sederhana tapi sehat dan bersih. Begitu di Bangkok Pun Pun harus kerja ekstra keras sampai 10 jam setiap hari tetap saja pendapatannya kecil dan tidak bisa menutupi biaya hidup dirinya beserta keluarganya di desa. 

Tuntutan tingginya berjuang hidup di Kota Bangkok membuat Pun Pun sering jatuh sakit dan sulit untuk bisa berobat ke rumah sakit karena tidak punya uang.

Ketika Pun Pun masih hidup di desa jarang sekali sakit dan ada keluarga atau tetangga sesamanya yang membantu. Ketika Pun Pun sakit di Kota Bangkok dia tidak memiliki kawan dan tidak bisa berelasi secara baik dengan sesamanya. 

Lain halnya ketika Pun Pun hidup di desa dia bisa berelasi secara baik dengan sesamanya. Ketika di Bangkok Pun Pun berpikir untuk meningkatkan pendapatan harus sekolah lagi.

Akhirnya Pun Pun bisa masuk dan kuliah di sebuah Universitas di Bangkok. Namun saat kuliah Pun Pun merasa justru tidak mendapatkan pelajaran yang baik untuk dirinya, sesamanya, lingkungannya dan Tuhannya. 

Pun Pun merasa semakin dia belajar naik tingkat justru ilmu yang di dapat adalah ilmu yang semakin menghancurkan dirinya, semakin jauh dengan sesamanya, lingkungan hidupnya dan Tuhannya. 

Selama hidup di Kota Bangkok tidak bisa membangun relasi baik dengan keluarganya karena sibuk bekerja mencari uang untuk membiayai hidup dan kuliah. Dia juga tidak memiliki kawan dan tidak berelasi dengan sesamanya selama hidup di Kota Bangkok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline