Lihat ke Halaman Asli

Ika Ayra

TERVERIFIKASI

Penulis cerpen

Sejak Senja Sampai Pagi Tiba

Diperbarui: 15 Mei 2023   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Twigg studios dari Pinterest

Mataku tak berhenti memandang sikap nyonya Almaide di meja makan. Dia seperti tidak ingin menikmati makanannya meski aku sudah bersusah-payah belakangan ini.

Sejak kakak lelakiku dan putri mereka tewas dalam kecelakaan, wanita itu terlihat kehilamgan semangat hidupnya. Benar kata orang, mencintai keluarga akan memperpanjang umur. Setidaknya kita masih ingin terbangun esok pagi untuk memberi mereka kehangatan, bukan?

Sebenarnya aku pernah mendengar dari kakakku, nyonya Almaide menderita gangguan kecemasan entah pada level berapa. Itu sebabnya aku merasa terpanggil untuk membawanya ke rumah kami agar dia cepat pulih. Setidaknya di sini dia terbebas dari banyak kenangan yang akan membunuhnya.

Tiba-tiba nyonya Almaide menatap ke arahku. Tersenyum canggung, lalu menanyaiku. "Apa kau sedang memikirkan seseorang?" 

Astaga! Dia memperhatikan gerak-gerikku juga.

"Kurasa, ya," sahutku tak ingin berbohong. Sekalipun wanita ini sedikit terganggu jiwanya, tidak baik jika aku memhonginya. Aku ingin mempercepat kesembuhannya.

"Apa Anda tidak menyukai buburnya?" tanyaku mencari tahu.

Dia menyuap perlahan, mengecapkan lidahnya berulang-ulang, mirip gadis kecil menikmati masakan ibunya.

"Beritahu aku apa saja yang dibutuhkan untuk memasaknya?"

Aku menjadi tertegun. Dia ingin tahu resepnya? Kalau begitu ini menjadi pertanda baik. Dia mulai peduli sesuatu di sekitarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline