Lihat ke Halaman Asli

Ika Ayra

TERVERIFIKASI

Penulis cerpen

Sarah, Lupakan Saja Alya

Diperbarui: 2 Oktober 2021   04:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Sarah, Lupakan saja Alya|foto: klikdokter.com

Hujan yang turun deras, membuat Alya menepi sebelum sampai tujuan. Usai memarkirkan motor, ia mengeluarkan tissue dari dalam tas, lalu mengeringkan wajahnya yang basah.

Tak lupa dia menghidupkan ponselnya, berusaha menghubungi Sarah. 

Sial, ternyata di sini tak ada sinyal. Alya tampak panik. Sarah mungkin mengira dia ingkar janji.

Apa boleh buat, ia tak bisa terus nekat. Kemeja ungu dan rok hitamnya sudah basah kuyup. Alya rela menerobos hujan demi Sarah, tapi tidak untuk banjir di hadapannya. 

*

Di kamarnya, Sarah menjadi pesakitan menunggu mati. Berat badannya turun drastis, ditambah bayangan hitam di bawah mata. 

Sarah membetulkan selimutnya. Ia ingin sekali menelepon Alya, tapi harus melalui mama. 

Sejak menderita sakit, ia tak diizinkan menggunakan ponsel. Harus menghindari radiasinya. Membaca buku sekolah pun tak boleh. Pikirannya tak boleh bekerja keras, sampai Sarah pulih dan sembuh.

Dengan malas, diliriknya jam di dinding. Seharusnya Alya sudah sampai. Mungkin sebentar lagi, pikirnya.

Sebenarnya Alya sudah tahu, tentang sakit yang dideritanya. Tapi karena banyaknya tugas-tugas sekolah, ia baru bisa datang lagi setelah sebulan. Itu pun kalau ia benar-benar datang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline