Lihat ke Halaman Asli

Yusuf Baktihar

Early Childhood Educator

Dunia Anak adalah Dunia Ikan dan Gelembung Sabun

Diperbarui: 18 Mei 2020   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siapa diantara kita yang jika melihat anak kecil berlarian itu merasa terhibur? Lucu dan menggemaskan. Ketidaksempurnaan fisik yang masih dalam fase pertumbuhan, kesandung atau kepentok kolong meja. 

Semua menjadi bumbu penyedap dunia anak. Tingkah polos bisa menjadi sumber kebahagiaan. Bahkan meskipun itu bukan anak kita. Ahli agama mengatakan, anak kecil itu belum punya dosa. Bisa menentramkan jiwa.

Anak yang berlarian itu sampai di rumah. Setelah belepotan tanah liat karena bekas hujan. Habis lah dia kena marah. Barangkali lantai rumahnya baru saja disapu. Hancurlah kebahagiaannya dan kemudian menangis.

Di sebelah rumahnya. Ada sepasang suami istri yang setiap hari mendengar tangisan si anak karena dimarahi sepulang bermain. 

Belum lagi jika anak tersebut tidak ganti seragam sekolah dan langsung meluncur ke lapangan kampung main layangan. Andai kita punya anak. Gumam mereka dari dalam rumah. Konon sudah lebih sepuluh tahun belum dikaruniai buah hati.

Anak ibarat kolam ikan. Sebenarnya kita bisa batasi geraknya. Asal masuk akal. Tidak berlebihan. Kita bisa bentuk mereka semau kita. Ibarat ikan kecil yang kita letakkan di toples. 

Dia akan tetap hidup dan bisa bergerak semaunya. Asal diberi makan yang cukup dan kita tidak mencelupkan tangan ke dalam airnya. Bisa keruh. Bisa mati.

Anak memiliki kapasitas yang luar biasa besar dalam menangkap sesuatu. Tapi juga rapuh. Ibarat gelembung sabun yang bisa menyimpan udara di dalamnya. Biarkan dia menjadi besar atau kecil. Asal jangan disentuh tangan berlebihan.  Akan hancurlah dia.

Siapa diantara kita yang sempat belajar cara berkomunikasi degan anak secara serius. Pola asuh yang sesuai usia. Melibatkan pendapat ahli yang teruji teorinya. 

Tidak asal-asalan dalam menerapkan sistem disiplin di rumah. Barangkali sebagian dari kita ada yang sudah baik dan sebagian yang lain masih cuek.

Memelihara tanaman saja ada tata caranya. Disirami setiap hari juga ada porsinya. Diberi pupuk juga ada jenisnya. Siapa tahu pupuk ini tidak cocok untuk tanaman itu. Kita pelajari tutorialnya di internet sampai menghabiskan banyak kuota.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline