Matahari di atas kepala. Catatan terbakar. Tak peduli siapa atau mengapa
Di perempatan jalan ada amuk. Mata yang gelap. Angan-angan dari rumah selalu remuk
Pengamen cilik dengan bunyi kecrek dari tutup botol
Kota ini siapa yang punya. Siapa yang punya kota ini
Nyanyian penuh debu. Suara yang serak. Memperlihatkan nasib dan keberuntungan dipisahkan dengan lebarnya jarak
Tapi hidup harus terus menggelinding. Dan jalanan menjadi saksi: Siapa yang bertahan siapa yang terbanting
***
Cilegon, Juli 2020