Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

PTSD

Diperbarui: 22 Februari 2023   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://news.uthscsa.edu/

Saat makan siang, sekelompok mahasiswa muda menjulurkan kepalanya ke ruang kerja lemari penyimpanan kecilmu. Kamu duduk berdempetan bahu dengan rekan sekantor. Kalian berdua ingin menyambut Juni tanpa ruang untuk kursi tambahan.

Juni menggeser pantatnya di atas mejamu dan mulai bergosip. Dia menyilangkan kakinya dan menyeruput kopi.

Juni berkata, "Aku sangat kecewa dengan Rizki Domino."

"Apa yang dia lakukan?" kamu bertanya.

"Dia dituduh melakukan kekerasan dalam rumah tangga, Oh," matanya terbelalak. "Aku lupa. Aku tidak seharusnya membicarakan hal itu."

"Mengapa?" tanya teman kantormu.

"Direktur mengatakan kepadaku untuk tidak berbicara tentang kekerasan dan semacamnya. Tapi kalian sudah tahu, bukan?"

Tidak, kalian berdua belum mendapat berita.

Juni menutup pintu, dan kamu terjebak. Tubuhnya yang ramping menghalangi pintu keluar. Kamu menegang memasang ekspresi keprihatinan dan menekan kuku ibu jari di bawah kutikula jari jempolmu.

Kamu membayangkan salad sayuran dengan mayonaisse sebagai pengalih perhatian, menjatuhkan Juni dengan bantingan siku, dan berlari ke aula. Kamu berharap untuk menghabiskan makan siang dengan mengeluh tentang siswa tahun pertama. Tapi apa kaitannya dengan terapi pemaparan meski sekalimat?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline