Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Hikmah yang Didapat dari Pensiunan

Diperbarui: 20 Januari 2023   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.saatchiart.com

Kakek mengambil alih meja makan untuk melukis buah yang disusun dalam mangkuk ornamen dari kaca. Dia menggunakan cat minyak, detail letak dengan presisi, dan memeriksa dimensi dengan penggaris logamnya.

Setiap malam, Nenek menilai keadaan pembusukan buah dan menentukan mana yang perlu dia ganti dan tambahkan ke daftar belanjanya untuk pagi hari. Jika Kakek melukis terlalu lambat, beberapa buah akan keluar dari musimnya dan menjadi terlalu mahal untuk anggaran rumah tangga.

Plum, khususnya, menjadi perhatian. Kulitnya yang berwarna ungu tua, kulitnya berkilau putih. Ketika Kakek mulai, buah plum berlimpah dan didiskon di supermarket. Sekarang Nenek harus berjalan dari ke hypermarket di pinggir kota yang menjual buah impor dengan harapan menemukan spesimen yang tidak lunak atau coklat atau berbintik-bintik berjamur.

Nenek berharap Kakek akan kembali melukis pemandangan, dangau di tengah sawah yang diambil dari kartu pos atau lanskap kota besar yang dipotong dari majalah.

Lagipula itu hanya hobi.

Pengeluaran buah tampaknya tidak perlu melampaui anggaran cat dan kanvas, bingkai, dan kaca khusus yang tidak memantulkan cahaya yang disukai asisten muda untuk menjualnya di pasar seni.

Andai saja Kakek dan Nenek bisa memakan buah-buah itu atau melakukan sesuatu yang berguna dengan lukisannya.

Besok Nenek perlu membeli pisang dan anggur. Lusa jeruk kecil.

Rumah mereka berbau cat minyak dan buah busuk. Lalat buah beterbangan di atas meja makan membentuk awan pasir.

Bandung, 19 Januari 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline