Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Rusunawa (Bab 17)

Diperbarui: 19 September 2022   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri. Ikhwanul Halim

Saat itu hari Kamis pagi dan sedang libur tengah semester di SMP Rano.

Suti masuk ke sekolah seperti kebanyakan anak-anak lain di kompleks rusunawa. Para wanita pekerja juga sudah pergi sebelum matahari terbit. Hanya beberapa ibu rumah tangga yang ada di rumah mengunci diri di kamar. Ada beberapa lelaki yang pulang saat jam istirahat siang dari tempat kerja atau bekerja sif malam.

"Apa yang terjadi?" terdengar seseorang bertanya.

"Bawa dia ke rumah sakit!" seorang perempuan berteriak.

Tiur berdiri dengan tubuhnya bersandar di dinding, acuih tak acuh pada semua kehebihan di sekitarnya.

Linda akhirnya dibawa ke rumah sakit. Tiur ditangkap dan diharuskan membayar perawatan rumah sakit Linda dan diam-diam berdoa agar Linda tidak mati atau dia akan mendekam cukup lama di penjara. 

Saat itulah Tiur mengetahui Mak Linda berasal dari keluarga besar yang kaya raya. Dia bertanya-tanya mengapa mereka menolak bantuan dari sanak saudara yang akan membuat hidup mereka lebih baik. 

Sebersit penyesalan dalam benaknya, tetapi hanya sedikit, karena keributan yang terjadi bukan bermula darinya. Bukan dia yang memulai terlebih dulu. Dia berharap untuk tidak berkelahi dengan Linda, tetapi dia ingin memberinya pelajaran yang tidak bisa dia lakukan setelah pertarungan pertama yang gagal.

Tiur harus menjual beberapa barangnya seperti tempat tidur, televisi, dan sofa di unitnya untuk membayar perawatan Linda. Dia pindah dari rusunawa seletah Linda keluar dari rumah sakit.

Hingga saat ini, tidak ada yang mengetahui keberadaan Tiur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline