Lihat ke Halaman Asli

Ayah Farras

mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Dudung Abdurachman Bisa Jadi Presiden RI 2024

Diperbarui: 22 November 2020   15:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tribunnews.com

Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya) Mayjen TNI Dudung Abdurachman sontak jadi nama yang trending saat ini. Kiprah Jenderal yang ramai namanya saat ini ramai diperbincangkan dalam aksi mencopot spanduk dan baliho pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Dudung lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 19 November 1965.  Anak seorang PNS TNI yang bertugas di Bekangdam (Perbekalan dan Angkutan Kodam) Kodam III Siliwangi, tetapi meninggal dunia saat Dudung masih SMP.

Ketegasannya jadi sorotan dikala langkah tegas diambil mengamankan DKI Jakarta dengan berhadapan ormas setingkat FPI (Front Pembela Islam) pimpinan Habib Rizieq Shihab yang baru saja datang ke Indonesia dari Arab Saudi (selasa 10 November 2020).

Tak ada yang istimewa dari Jenderal Angkatan Darat alumni Akmil 1988 ini namun semua berjalan sesuai. Jabatan terakhir Jenderal bintang dua ini adalah Gubernur Akmil dan kini jadi Pangdam Jaya.

Pria yang pernah menjadi loper koran selepas ayahnya meninggal saat beliau kelas dua SMP. Namun semangatlah yang mendorongnya sampai ke titik tertinggi. 

Riwayat jabatan Dudung pernah menjabat sebagai Dandim 0406/Musi Rawas dan Dandim 0418/Palembang. Pada tahun 2010 hingga 2011, dirinya menjabat sebagai Aspers Kasdam VII/Wirabuana. Tahun 2011 diangkat menjadi Danrindam II/Sriwijaya. Baru ditahun 2015 hingga 2016 Dudung menjabat Wakil Gubernur Akmil. Kemudian tahun 2016 hingga 2017 diamanahi menjadi Staf Khusus Kasad. 

Baru di tahun 2017 menjadi Waaster Kasad hingga tahun 2018. Setelah menjadi Wagub Akmil, selang 2 tahun, Dudung pun diangkat menjadi Gubernur Akmil hingga 2020 sebelum menjabat Pangdam Jaya.

Tak sadar kini Dudung telah berada di pusaran negara. Jakarta yang tentunya tak bisa lepas dari pusat negara dengan dinamika nya dan tentu saja dimana Presiden bertugas. 

Amanah dan ketegasan dalam bertugas jadi acuan seorang prajurit mengemban tugas. Tak ada kata yang berat jika memang sudah jadi tanggung jawab. 

Tak ada kata yang tak mungkin dalam peruntungan nasib. Dudung telah menjalankan tugasnya apapun resikonya akan dipikul. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline