Lihat ke Halaman Asli

Selamat Pagi, Korupsi, Selamat Gempor Koruptor

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Selamat pagi korupsi? Waaaaaaaaaah ini kalimat paling di benci dan bisa orang jadi sensasi karena melakukan aksi seperti ini. Yaitu korupsi. Ko sensasi? Maaf iseng aja dari keluarga besar ini, dari satu anaknya selalu mengejek pada teman sekolahnya dengan kalimat ini, " sensasi" lu itu. Tapi arti baginya begini seneng sarapan sisa lu itu. Maklum anak gedean yang merasa sok paling kaya dan menganggap orang-orang di sekelilingnya kecil dan rendah tak punya nyali.

Kata korupsi apa orangnya yang dibenci dan patut di maki??? Ya kalau ga ada yang melakukan korupsi, kata yang tadi ini yang selalu jadi sisi perhatian hati setiap insani, ya sudah jelas pada pelakunya ini kita membenci bukan pada kata korupsi.

Tiba-tiba anak kecil berumur 5(lima) tahun memberikan persoalan pada ayah, ibunya serta 3 (tiga) kakaknya yang lagi sarapan pagi.

"Papahhhhhhhhhhhhhhh??? Tapi malah mamihnya yang menjawab pertanyaan Syanti, anak TK ini.

" Ada apa nak Mami? Dengan suara lembut ini sang istri malik bertanya pada Syanti si manis buah hati yang benar-benar tidak mengerti arti hidup yang sedang mereka jalani.

" Mami apasih korupsi? Dengan polos dan suci tanpa beban di hati Syanti memulai beraksi pada PR yang jadi beban pikiran hatinya dari teman-teman sekolah kemarin waktu masih pagi.

Emang Syanti selalu mendapat olok-olok dari teman-temnnya hai papahmu itu korupsi,korupsi,korupsi. Mak'lum anak-anak masih berbau terasi asal saja bicara isi hati apa yang nampak di mata dan yang singgah di hati. Lalu olok-olok ini yang sedang jadi singgungan nyata pada papi Syanti. Mestinya bilang koruptor ya ga kan pelaku korupsi, tapi anak-anak ini masih kecil asl nyeplos saja bicara sesuka hati.

Merah padam bagai api menerpa muka pak Doldi ahli korupsi. Keluarganya ga tahu sama sekali apa yang pak Doldi lakukan

yang kekayaannya membungbung tinggi padahal dia hanya seorang pejabat tinggi yang punya gaji mestinya hanya habis untuk kehidupannya sehari-hari yang serba mewah dan bergengsi.

Tapi malah kekayaannya sungguh di luar dugaan, di setiap daerah pesisi punya usaha dari para petani. Di kota-kota memiliki mobil taxi dengan jumlah tinggi. Masih banyak lagi kekayaan-kekayaan lainnya yang tak bisa di hitung dengan jari.

Sementara di sisi lain masih banyak lagi rakyat mengeluh, menangis, menjerit setiap hari hanya untuk mencari sesuap nasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline