Lihat ke Halaman Asli

Avanti DM

bukan siapa tak punya apa

Di Rumah Saja

Diperbarui: 23 Mei 2020   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Seumur hidup bertemu Ramadhan dan Syawal, baru sekarang ada kejadian sholat Ied di rumah. Sholat Tarawih di rumah saja sudah terasa aneh, ditambah sholat Ied. Tapi apa boleh buat, bukan salah bunda mengandung, apalagi menyalahkan bapak. Ngotot tetap ke Masjid atau lapangan, giliran dilakukan rapid test ada jamaah yang positif dan meninggal, kepanikan melanda. Aneh. Terlambat Kevvviinnnn.... Panik tu ya sebelum kejadian dong, tapi mana ada panik di depan. Pendaftaran kalau di depan sih.

Mengikuti anjuran pemerintah adalah kewajiban warga negara. Suka atau tidak suka dengan aturan yang diterapkan. Meski pemerintah seringkali menerapkan aturan yang membuat rakyatnya bingung. Seperti boleh beraktivitas di luar rumah bagi yang berusia di bawah 45 tahun. Nah, bisa jadi pengunjung mall di Medan kemarin berusia di bawah 45 tahun, berikut kasir yang meninggal setelah dinyatakan positif covid-19. Tapi kalau tidak boleh beraktivitas, roda ekonomi benar-benar mandeg juga bingung. Jadi gimana dong? Untuk itulah kami kemarin memilih Anda untuk memikirkan kami. Anda saja bingung apalagi kami. Data nggak punya, keahlian nggak ada, mengurusi belum pernah, menjabat apalagi.

Jadi, ketika pemerintah menyarankan untuk sholat Ied di rumah, ya diikuti, karena pemerintah yang pegang data, berpengalaman, dan memang tugas pemerintah untuk mengurus keperluan rakyat. Termasuk mengatur masalah sholat di rumah. Toh para ulama sudah mengedarkan anjuran untuk sholat Ied di rumah, untuk menghindari korban berjatuhan lebih banyak lagi.

Janganlah egois, lantang berteriak tak takut mati, dan kematian adalah takdir lantas takbir dengan gagah berani sholat di masjid, lantas dengan angkuh mengatakan tidak apa-apa. Kalau sedemikian heroiknya, tolong dicoba sehari saja berada di ruang isolasi mengurusi mereka yang positif covid 19. Dijamin sejuta alasan berkelit keluar. Alah, cemen dong sama tenaga medis yang tanpa gembar gembor gugur menjalankan tugas.

Marilah berperilaku bijak, meminimalisir mudharat, memaksimalkan manfaat, memudahkan dan meringankan para tenaga medis. Bersyukur masih bisa sholat di rumah, dibanding mereka yang lebaran masih menunggui para korban covid-19. Atau mereka gugur menjadi korban pandemik. Bentuk kesyukuran masih sehat, dan beraktivitas meski terbatas, termasuk sholat Ied di rumah. Insya allah malaikat tak akan pernah salah mencatat. Semangat.

Mohon maaf lahir batin, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1441 H.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline