Lihat ke Halaman Asli

Hasto Suprayogo

Hasto Suprayogo

Alkohol dan Parahnya Kultur Mabuk di Inggris

Diperbarui: 26 November 2017   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alkohol di Inggris. Sumber: The Telegraph

Jika Anda bertanya, apa aktivitas favorit masyarakat Inggris? Sebagian besar di antara mereka mungkin akan menjawab; going to pub and drinking. Pergi ke pub (semacam bar) dan minum.

Tentunya bukan minum teh atau kopi. Bir dan minuman beralkohol lainnya adalah yang dicari. Dan, jujur saya bilang, rata-rata orang Inggris doyan dan kuat minum. Sekali nongkrong di pub, mereka bisa menghabiskan antara 2-5 pint bir. Pint adalah gelas bir besar sekitar 568 ml. 

Jika Anda diajak jalan dan nongkrong oleh orang Inggris, bersiaplah untuk diajak minum pula. Mereka memang suka menghabiskan waktu bersama dengan cara seperti ini. Namun, terkadang aktivitas minum ini berlebih, sehingga berujung ke hal-hal kurang apik seperti mabuk; yang kerap berujung pada perkelahian, tindakan antisosial seperti iseng merusak fasilitas umum di jalan, kencing sembarang dan lain sebagainya.

Adalah budaya umum di sini untuk minum alkohol. Tak perlu menunggu momen khusus untuk minum bir, cider, wine atau sejenisnya. Tak pula musti menunggu malam untuk menenggak segelas besar Guinnes. Anda akan mudah menemui orang minum di pagi hari, siang saat lunch, apalagi selepas jam kerja. 

Jumlah pasien RS karena penyakit terkait alkohol. Sumber: Drinkaware.co.uk

Namun belakangan, kebiasaan minum alkohol warga Inggris banyak mendapat sorotan publik. Laporan Foundation for Liver Research, sebuah NGO kesehatan di Inggris, menyebut di tahun 2017, angka kematian akibat penyakit liver mencapai 12.000 orang. Angka ini meningkat 400% dibanding periode tahun 1970.

Peneliti dari Sheffield University menyebut 32.475 kematian diakibatkan kanker liver, sementara 22.519 lainnya diakibatkan penyakit liver karena alkohol. Hal ini artinya tak kurang dari 5 orang meninggal per harinya karena alkohol.

Lembaga yang  sama memprediksi, dalam lima tahun ke depan, akan ada sebanyak 63.000 kematian akibat penyakit terkait alkohol. Di mana, pemerintah Inggris musti mengeluarkan dana tak kurang dari 16.74 milyar, atau sekitar 300.912 trilyun rupiah untuk layanan NHS (National Health Service) terkait alkohol ini.  

Statistik dampak alkohol. Sumber: ONS.gov.uk

Beberapa faktor penyebab tingginya konsumsi alkohol adalah;

1. Budaya
Minum alkohol, khususnya bir adalah budaya umum di sini. Tak jarang anak-anak mulai minum sejak duduk di sekolah menengah (setingkat SMP), meski secara aturan formal mengharuskan minimal usia 18 tahun untuk bisa  membeli minuman beralkohol.

 2. Harga
Harga minuman  beralkohol relatif murah. Segelas besar (pint) bir dijual mulai 2 atau  sekitar 35 ribu rupiah. Sebotol wine asal Italia, atau Australia bisa  dibeli kurang dari 10 pound di toko semacam Tesco. Sementara, untuk minuman kelas berat macam whiskey, rum, atau vodka Anda cukup merogoh  kocek mulai 16 untuk botol 1 liter.

3. Promosi
Promosi masif baik di toko-toko, media massa maupun social media menjadikan konsumsi alkohol semakin marak. Umum Anda temui promo berupa diskon besar-besaran untuk brand-brand minuman alkohol atau paket buy 1 get 2 menggoda konsumen untuk membeli lebih dari jumlah yang sebenarnya disarankan  pemerintah sebagai konsumsi aman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline