Lihat ke Halaman Asli

Arwim baghastyko

Menjadi orang yang bermanfaat untuk lingkungan sekitar

Matematika, Momok yang Menakutkan untuk Anak-anak

Diperbarui: 20 Agustus 2019   15:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam pembelajaran matematika,anak-anak cenderung sulit untuk memahami materi yang diajarkan oleh gurunya. Faktor utama adalah saat usia dini proses pembelajaran anak-anak tidak melalui tahap demi tahap dalam penguasaan konsep materinya. 

Ketika salah satu materi terlewat satu atau dua, maka proses penguasaan konsep materi tidak berjalan dengan baik sebagaimana mestinya. 

Banyak yang berusaha menghindari bahkan membuat alasan tertentu pada saat pelajaran matematika. Anak-anak perlu ditekankan saat usia 6-10 tahun supaya tidak menganggap matematika adalah suatu pelajaran yang sulit. 

Menurut Adib Setiawan, M.Psi, psikolog, ada beberapa penyebab seorang anak takut terhadap pelajaran eksak,salah satunya matematika, antara lain:

1. Kurangnya kesadaran orang tua dalam melatih anak akan berdampak anak menjadi kesulitan dalam menghadapi pelajaran matematika, karena anak tidak berlatih berhitung sejak dini.

2. Faktor guru yaitu guru yang galak di saat tengah mengajar secara tidak langsung akan mengakibatkan anak tidak suka dengan gurunya.

3. Gaya mengajar guru. Pembelajaran yang cenderung monoton tanpa ada keterlibatan benda konkret ataupun interaksi siswa dalam aplikasi kehidupan sehari-hari membuat anak mengalami kesulitan dalam menyerap pelajaran tersebut.

4. Kurangnya remedial atau pengulangan pelajaran matematika pada siswa yang mengalami kesulitan. 

Kemampuan guru untuk menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari turut membangun minat siswa pada matematika. Guru perlu memberikan motivasi ketika mata pelajaran matematika berlangsung. 

Hal ini penting karena banyak terjadi ketika siswa tidak bisa satu mata pelajaran, maka dianggap tidak bisa mata pelajaran tersebut. Padahal, siswa harus diberi kesempatan untuk berhasil, sehingga mereka termotivasi.

Selain itu, orang tua juga turut berperan serta membangun suasana agar anak menyukai matematika. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah mulai mengenalkan matematika melalui permainan. Misalnya, permainan dakon secara tidak langsung mengenalkan anak pada konsep pembagian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline