Lihat ke Halaman Asli

Resa Amelia Utami

Anak SastRantau | Tidak menyukai ikan dan kucing padahal satu diantaranya menyukai yang lain | IG : @ru.amelia

Ritme Sunyi

Diperbarui: 10 Mei 2021   22:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pinterest.com/weheartit.com

366 menjadi denting terakhir yang terdengar, setelah Sabda memecah simfoni di benak Lingga.
"Nak, ayo pulang.."
Wajah Lingga masih kusut, sebentar kemudian Sabda memberinya sebungkus kuaci kesukaan bocah yang baru saja duduk di kelas satu sekolah dasar itu. Dibukanya plastik pembungkus, lantas bebiji bunga mentari itu disusun di kursi kosong sebelahnya. Seperti biasa, jika hitungan biji kuaci itu tak sampai jumlah dentingan saat Lingga menunggu jemputan, maka dia akan meminta Sabda untuk memainkan simfoni yang sedari tadi membayang-bayangi Lingga.

"354, 355, 356!"

Lingga berteriak, membuat Sabda yang dibasahi keringat dingin seketika menginjak rem

"Yeah, kita akan segera bertemu ibu"

Rona kusut di wajah Lingga menguap bersama hitungan-hitungan takdir itu. Lesung di pipinya memusat, rambut ikal sebahu bergerak-gerak. Riang sekali Lingga berjingkrak di belakang Sabda yang sedang menyetir.

"Setelah PR mu selesai, Nak"

Sabda menghela nafas panjang, membisik lirih sembari mengontrol kecepatan kemudinya.

Perempuan berjilbab menjurai berwarna coklat tua itu tak sengaja pertama kali ia temui di festival kampus 6 tahun yang lalu. Siapa sangka, dibalik anggun penampilannya Syaima hampir saja membuat seisi aula menjadi gaduh.

Hanya karena kesalahpahaman yang dilakukan Sabda, menggoda teman Syaima yang enggan mengunjungi stand fakultas seni yang tengah dipamerkan Sabda dan kawan-kawannya.

"Ayah.."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline