Lihat ke Halaman Asli

Abahna Gibran

Penulis dan Pembaca

Heboh Harley Davidson, Kini Ada Pesawat Garuda Bawa Ferrari

Diperbarui: 6 Desember 2019   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesawat Garuda Indonesia sedang menuat sedan mewah Ferrari (Sumber: CNN Indonesia)

Heboh penyelundupan motor gede Harley Davidson dan dua sepeda Brompton oleh dirut Garuda Indonesia, Ari Askhara, hari ini kembali mencuat kabar tentang sebuah pesawat Garuda yang membawa mobil sedan mewah Ferrari.

Kabar tersebut mengemuka setelah sebuah potongan video menyebar ke publik.

Dalam video tersebut, terlihat satu unit mobil Ferrari berwarna merah ada di bagian dalam salah satu pesawat Garuda. Namun belum diketahui apa tipe Ferrari tersebut.

Terkait hal itu, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi menyatakan pihaknya akan kembali menyelidiki dugaan pembawaan mobil Ferrari oleh pesawat Garuda Indonesia seperti video yang viral di publik. Namun, ia belum bisa memastikan jenis pesawat apa dan rute tujuan pesawat tersebut.

Demikian juga halnya sikap Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, pihaknya menegaskan akan menindaklanjut penyelidikan dugaan adanya pesawat Garuda Indonesia yang mengangkut mobil sedan mewah Ferrari itu.

Sementara Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia M. Ikhsan Rosan mengonfirmasi bahwa ada salah satu pesawat milik perusahaan yang membawa mobil Ferrari itu. Namun, ia memastikan mobil tersebut merupakan barang kargo yang secara legal dibawa pesawat Garuda Indonesia.

Akan tetapi terlepas dari benar tidaknya dugaan ada praktik lancung sebagaimana dilakukan Ari Askhara, memang sudah seharusnya pihak terkait untuk menindaklanjuti temuan tersebut. Terlebih lagi jenis mobil sedan mewah seperti Ferrari, harganya lebih mahal daripada Harley Davidson dan sepeda Brompton. Sehingga kerugian negara pun akan lebih besar juga -- tentu saja.

Selain itu, pemecatan Ari Askhara sebagai Dirut Garuda Indonesia, dapat dianggap sebagai momen awal untuk membongkar semua praktik memperkaya diri yang dilakukan oknum petinggi BUMN, wa bil khusus lagi seluruh lembaga negara, dari pusat hingga daerah agar cita-cita clean and good Governance dapat segera diwujudkan.

Langkah Menteri BUMN, Erick Thohir, yang mencanangkan penggabungan sejumlah BUMN, dan menutup sebagian perusahaan pelat merah yang kinerjanya negatif, merupakan salah satu upaya nyata untuk menuju ke arah pemerintahan yang baik dan bersih. Tidak hanya berupa jargon-jargon yang digembar-gemborkan selama ini oleh elit yang kerapkali berlaku licik.

Publik sudah pasti ada di belakang Menteri yang mampu bertindak tegas, dan tak kenal kompromi seperti Erick Thohir. Sebaliknya terhadap menteri yang mencla-mencle, tidak becus bekerja, apa lagi masih memikirkan menambah pundi-pundi kekayaan pribadi, sudah seharusnya Presiden Jokowi tidak sungkan untuk melakukan reshufle kabinet kembali.

Tak masalah. Walau berulang kali melakukan pergantian menteri, apabila tujuannya demi terwujudnya seluruh program yang sudah dicanangkan, kenapa tidak dilakukan saja. Bahkan sebaiknya jangan berkutat dengan kader-Kder partai politik saja, akan lebih baik lagi untuk mengangkat menteri dari kalangan profesional yang tidak memiliki beban politis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline