Lihat ke Halaman Asli

Arry Azhar

Pembelajar

Cinta yang Datang Terlambat

Diperbarui: 13 Februari 2025   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Liontin (Sumber: Freepik )

Irwan adalah seorang mahasiswa yang sejak awal perkuliahan tidak pernah berpikir untuk jatuh cinta. Baginya, belajar adalah hal yang utama. Namun, di semester enam, hatinya mulai terusik. Bukan oleh teori atau tugas-tugas kuliah, melainkan oleh seorang perempuan bernama Nunik. Nunik adalah sosok yang cantik, cerdas, dan memiliki senyum yang mampu membuat hati siapa pun luluh.

Azis, sahabat baiknya, selalu menyemangati Irwan agar ia berani mengungkapkan perasaannya. "Ojo kendor, Wan! Kalau kamu suka, ungkapkan saja!" ucap Azis dengan semangat.

Dengan hati berdebar, Irwan akhirnya memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya. Namun, dunia tidak selalu berpihak kepada keberanian. Nunik menolak. Ia dengan lembut menjelaskan bahwa saat ini ia ingin fokus pada kuliahnya dan belum siap untuk menjalin hubungan.

Penolakan itu membuat hati Irwan hancur. Ia merasa sakit, galau, dan kecewa. Air mata pun jatuh tanpa ia sadari. Malam-malamnya menjadi panjang, dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang menggantung di udara, kenapa ?. Namun, Azis tetap berada di sisinya, membantunya bangkit kembali. Lambat laun, Irwan mulai menemukan dunianya kembali, sibuk dengan kegiatan lain hingga akhirnya ia lulus bersama Azis dan Nunik.

Waktu berlalu, kehidupan membawa mereka ke jalan meraka masing-masing. Irwan mendapatkan pekerjaan yang baik dan setelah dua tahun bekerja, ia bertemu dengan Dewi di pendakian Gunung Slamet. Pertemuan yang tidak diduga itu berujung pada pernikahan. Irwan akhirnya menemukan kebahagiaannya.

Suatu hari, ponselnya berdering. Sebuah nomor yang tak asing muncul di layar. Hatinya bergetar, itu Nunik. Sejak lulus, ia tak pernah mengganti nomornya, sehingga semua teman kuliahnya masih bisa menghubunginya. Namun, Irwan memilih untuk tidak mengangkatnya. Kenangan lama yang sudah ia kubur perlahan, tak ingin ia bangkitkan lagi.

Panggilan itu terus masuk, hingga akhirnya sebuah pesan muncul.

Irwan, ini ayah Nunik. Kami ingin menyerahkan sebuah kotak untukmu.

Irwan tetap tak menggubrisnya. Ia merasa ada yang sedang mengusik ketenangannya. Dengan cepat, ia menghapus pesan itu dan memblokir nomor tersebut.

Dua hari kemudian, Azis tiba-tiba muncul di kantornya di Jakarta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline