Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Gelar Novak Djokovic, Kobe Bryant dan Kekuatan Olahraga

Diperbarui: 3 Februari 2020   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Fox Sport Asia

"Olah raga memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. Olah raga memiliki kekuatan untuk memberi inspirasi. Olah raga memiliki kekuatan untuk menyatukan orang dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh yang lainnya,"- Nelson Mandela.

Petenis Serbia, Novak Djokovic meraih gelar Australia Open 2020 setelah mengalahkan unggulan ke-5, Dominic Thiem, petenis muda asal Austria dalam laga yang digelar di Rod Laver Arena, Melbourne, Minggu (2/2/2020).

Djokovic yang akrab dipanggil Nole tidak dengan mudah memenangkan pertandingan tersebut. Thiem memberikan perlawanan sengit dan memaksa Djokovic bermain hingga lima set. Djokovic menang dengan skor 6-4, 4-6, 2-6, 6-3, dan 6-4.

Apa yang menarik dalam laga tersebut? Selain kejar mengejar angka, penonton di Rod Laver ternyata lebih banyak mendukung Thiem daripada Djokovic, sekaligus memberikan tekanan kepada Djokovic.

Diduga ada dua alasan, pertama, penonton Australia memang lebih senang jikalau underdog yang menjuarai final kali ini. Thiem adalah underdog, ini kali pertama petenis berusia 26 tahun itu masuk final Grand Slam Australia Open.

Kedua, pendukung di Australia sepertinya lebih mencintai Roger Federer daripada Djokovic. Federer mania yang membludak sepanjang turnamen, pasti sakit hati karena Nole menghentikan langkah pujaan mereka di semifinal.

Katanya Federer dicintai karena kharisma dan nuansa elit yang ditunjukannya. Nole jauh dari kedua hal itu. Pendukung Nole mungkin dalam hati kecilnya juga setuju, Nole ya "Djoker", "Sang pelawak".

Di sinilah Djokovic menunjukan perbedaan. Enam belas gelar grand slam yang dipunyainya, memberikan batasan level dirinya dna juga Federer dan Nadal dengan petenis lainnya. Di tengah tekanan Thiem yang nampak lebih siap secara stamina dan penonton, Djokovic mampu memutarbalikan keadaan.

Thiem mampu merebut dua set (kedua dan ketiga) dan membuat seisi arena sudah yakin bahwa kali ini peraih gelar adalah nama baru. Akan tetapi, Djokovic di bawah tekanan penonton mampu kembali mendapatkan permainannya sekaligus membalikan keadaan.

Djokovic memang seorang pemenang. Pernah memudar karirnya di periode 2017, Djokovic mampu bangkit dan kembali tampil hebat. Gelar ini, merupakan gelar kedua beruntun Djokovic di Australia Open. Secara keseluruhan, Djokovic juga adalah raja dengan delapan gelar. (2008, 2011, 2012, 2013, 2015, 2016, dan 2019).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline