Lihat ke Halaman Asli

Ketika Hati Menulis

Diperbarui: 14 Desember 2015   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menulis apakah sebuah keahlian, ataukah sebuah panggilan?

Menulis apakah benar sebuah kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri,  sebagai upaya untuk menyampaikan sebuah gagasan dan juga ide pemikiran?   

Ataukah menulis sebagai sarana untuk memuluskan jalan demi mencapai sebuah tujuan.

Apapun itu sebuah tulisan akan merupakan refleksi  memori yang ada dalam diri sang penulis. Niat apa yang ada dalam benak penulis hanya si penulis sendiri yang tahu.

Ironisnya, apapun bentuk tulisan itu  akan memiliki potensi mempengaruhi pikiran para pembacanya. Pembaca akan larut dalam ide pemikiran dan gagasan sang penulis tersebut. Sebagai Misal, apa yang dituliskan Salman Rusdi, Karl Max, dan banyak sekali tulisan-tulisan baik tokoh yang terkenal maupun yang tidak. Pada kenyataannya sebuah tulisan telah mampu merubah konstelasi politik di sebuah negara.

Begitu besar peranan tulisan dan juga  konsekuensi sebagai penulis. Betapa luar biasanya pengaruh ide dan pemikiran dan gagasan sang penulis untuk mempengaruhi peradaban manusia. Pada pundak para penulis di sematkan nasib bangsa ini.

Tulisan seseorang akan mampu menginspirasi jutaan orang, dan akan menyebabkan gelombang tsunami kesadaran. Pena lebih tajam dari pedang.

Perang bisa di kobarkan dan juga bisa dihentikan melalui sebuah tulisan. Begitu luar biasanya kekuatan tulisan seseorang. Dan mungkin saja  kita selama ini dalam menuliskan sesuatu ide, gagasan, atau apapun itu, tidak pernah terlintas kesana. Dalam benak kita tidak pernah terlintas sedikitpun atas dampak dari tulisan kita ini kepada orang lain. Dan itu yang terjadi pada diri saya. 

Sebuah tulisan akan menghancurkan peradaban ataupun  akan mengawali sebuah peradaban baru. Maka dengan apakah kita akan menulis?

Menulis dengan hati, inilah sebuah pilihan, Dan pilihan ini akan dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan Raja Manusia. Bagaimanakah manakala hati itu menulis?

Mengawali semangat baru, menggoreskan pemaknaan lain atas kejadian di alam semesta ini, dan juga di nusantara. Kembali mengamati fenomena tak biasa di panggung para raja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline