Lihat ke Halaman Asli

Serambi Teknokrat Muda di Masjid Salman ITB

Diperbarui: 30 April 2020   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Serambi (Koridor) Masjid Salman ITB (VeerTV).

Sejak zaman Nabi saw., masjid pada dasarnya bukan digunakan sebagai tempat pelaksanaan ibadah ritual semata. Lebih daripada itu, masjid betul-betul difungsikan sebagai pusat berbagai kegiatan pembentuk peradaban.

Amat banyak hadis Nabi yang diriwayatkan ketika Nabi sedang duduk-duduk bersama para sahabatnya di serambi masjid Nabawi. Tentu saja duduk yang dimaksud bukan kongkow biasa. Melainkan diskusi dan tukar pikiran terkait berbagai masalah dalam kehidupan.

Fenomena duduk-duduknya para pemuda di masjid ini, kini memang terbilang langka. Namun jika Anda ingin melihatnya, berkunjung saja ke Masjid Salman ITB.

Masjid yang terletak persis di depan kampus Institut Teknologi Bandung ini memang memiliki aura yang berbeda. Setiap sudutnya terisi penuh oleh lingkar-lingkar mahasiswa. Ada yang khusyuk mengaji, fokus menjalani rapat organisasi, sibuk mengerjakan tugas yang deadline-nya sedikit lagi, atau sekedar rebahan menunggu adzan berkumandang.

Pihak masjid memang tidak pernah melarang serambi masjidnya digunakan untuk kegiatan apa pun. Selama dapat menjaga kebersihan, ketertiban, dan kenyamanan bersama, silakan saja gunakan serambi itu sepuasnya.

Saya pun menjadi saksi dari bergonta-gantinya pemakai serambi itu setiap hari. Mulai dari selepas sholat subuh hingga masuk subuh lagi, berbagai macam mahasiswa silih berganti menduduki ubin masjid yang dingin itu.

Setelah sholat subuh, serambi itu akan diisi oleh anak-anak Asrama Salman. Mereka memang memiliki agenda rutin agar tidak tidur selepas sholat subuh. Bentuknya dapat berupa saling berbagi kultum, setoran hafalan al-qur'an, atau evaluasi ibadah harian.

Suasana koridor Masjid Salman ITB di pagi hari (Salman ITB).

Memasuki jam 6 pagi, waktunya para aktivis organisasi keislaman mengadakan rapat atau yang lebih dikenal dengan sebutan syura'. Jam-jam sebelum kuliah ini mereka manfaatkan agar para aktivis muslimah juga dapat mengikuti kegiatan organisasi tanpa harus pulang malam.

Rapat-rapat itu umumnya berhenti sekitar jam 8 pagi, mengikuti waktu rata-rata dimulainya jam perkuliahan pertama di kampus ITB. Mahasiswa pun akan silih berganti menggunakan serambinya hingga memasuki waktu maghrib.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline