Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

"Saya Lulus, Miss"

Diperbarui: 16 Juni 2022   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustasi pixabay via suara.com

Siang tadi aku sedang duduk mengerjakan tugas administrasi di sekolah. Anak-anak kelas 2 sudah pulang. Gurunya belum, masih banyak pekerjaan menanti untuk diselesaikan jelang akhir tahun ajaran.

Sementara di ruang kelas sebelah secara khusus siswa-siswa kelas 6 SD yang sedang berdebar menunggu pengumuman kelulusan. Bagi para guru yang mengampu pelajaran pasti tidak berdebar secepat debar jantung mereka.

Anak-anak menunggu pengumuman kelulusan dan ingin tahu nilai akhir selama pembelajaran di kelas 6. Seperti rangkuman nilai dari pembelajaran yang sudah ditempuh selama 6 tahun di sekolah dasar.

Sebagai guru yang pernah mengajar mereka di kelas 2, tidak ada hal khusus yang kurasa di hati. Itu hal yang biasa dan sangat wajar. Siswa datang dan pergi mengenyam pendididikan di sekolah dasar selama 6 tahun.

Hingga setelah acara pengumuman kelulusan selesai, seorang murid menghampiriku. Iya dia memang pernah beljaar bersamaku saat kelas 2 SD. Aku pernah menjadi wali kelasnya. Dia datang menghampiriku. Iya hanya dia.

"Saya lulus, Miss," dengan senyum bahagia dia menunjukkan surat pemberitahuan kelulusan dan daftar nilainya. "Wow, Selamat ya. Nilaimu juga bagus-bagus. Sangat memuaskan. Sekali lagi selamat ya."

Dia terus tersenyum manis dan rasa bahagia menyentuh hatinya tanpa henti. Terlebih di hatiku yang tiba-tiba merasa trenyuh. Dia masih saja mengingatku sebagai wali kelas saat dia belajar di kelas 2 SD.

Selanjutnya aku tak terlalu mengikuti perkembangan prestasinya di kelas-kelas berikutnya hingga kelas 6 SD.

Meski tak lagi mengajarnya kemudian di kelas-kelas selanjutnya, dia masih juga berusaha menemuiku. Pada saat kelas PJJ pun sampai datang ke kelasku sebentar untuk menyapa dan sekedar menyampaikan rasa rindunya. "Saya kangen Mss."

Setiap ada masa-masa pertemuan di sekolah pun saat PTM, dia selalu mengajakku berbicara dan berdiskusi banyak hal sambil menunggu dijemput orang tuanya untuk pulang sekolah.

Sungguh tak menyangka pada saat kelulusan, aku menjadi guru yang dicarinya untuk menunjukkan prestasinya di kelas 6. Dia lulus. Dia bahagia. Dia ceria dan dia ingat untuk mencariku yang pertama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline