Gugurnya dedaunan pohon mahoni di sekitar Jl. Kawi, Semeru, dan Tangkuban Perahu Malang yang rindang tidak berlangsung bersamaan.
Beberapa pohon mahoni sudah ada yang semi sehingga tampak berwarna hijau muda yang lembut. Jika dilihat dari arah agak jauh akan terlihat indah.
Dengan seminya dedaunan muda membuat batang-batang pohon bagian tengah kembali basah atau lembab. Sehingga ditumbuhi jenis lumut dan tanaman paku-pakuan. Apalagi sekali waktu turun hujan yang memberi air untuk asupan tumbuhan tersebut.
Paku-pakuan dan anggrek ekor tupai di dahan mahoni. (Dokumen pribadi)
Di antara lumut dan paku-pakuan kadang juga tumbuh anggrek lavanda liar dan anggrek merpati.
Di beberapa ranting terutama bagian pucuk tumbuh juga benalu yang disebut juga kemlandeyan.
Anggrek merupakan tanaman epifit atau menempel di pohon inang tanpa merugikan. Sedang benalu merupakan parasit karena akarnya masuk ke dalam kulit kayu pohon inang dan menyedot sari makanannya.
Ada hal yang cukup menarik saat mengamati seminya pohon mahoni di Jl. Tangkuban Perahu tepat sebelah timur Stadion Gajayana.
Di ketinggian sekitar 15m salah satu dahan pohon mahoni yang penuh tumbuhan paku-pakuan tumbuh juga tanaman gelombang cinta yang pernah viral di negeri kita awal 2000an.
Dari bawah tampak tanaman gelombang cinta sedang berbuah dengan bijinya yang berwarna merah.
Anggrek di batang pohon mahoni. (Dokumen pribadi)
Sepengetahuan saya, sekali pun biji gelombang cinta warnanya sangat menarik tetapi bukanlah jenis biji atau buah yang jadi makanan burung.
Ataukah ada orang iseng melemparkan bonggol bunga gelombang cinta yang besarnya seperti bonggol buah jagung dan salah satu bijinya menempel dan tumbuh di situ.
Sesuatu yang cukup unik.
Ada yang iseng melempar ke dahan? (Dokumen pribadi)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI