Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Menghindari dan Menangani Kolaps Saat Olahraga

Diperbarui: 18 Juni 2021   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Latihan yang tepat dan proposional. Dokumentasi pribadi

Peristiwa kolaps seseorang yang sedang berolahraga sering terjadi, hanya saja yang terjadi di lingkungan masyarakat umum jarang terekspos. Kakak kami sendiri yang juga seorang atlet lokal bulu tangkis juga meregang nyawa di lapangan. 

Dua peristiwa nasional dan internasional yang baru saja terjadi atas Kido dan Erickson sungguh mengagetkan, membuat kita semua tertunduk sedih dan berharap tidak terjadi lagi.

Pertanyaan pun muncul bagaimana seorang olahragawan profesional yang ditangani oleh tim luar biasa bisa mengalami hal itu? 

Sebagai pensiunan guru olahraga dan pernah jadi atlet atletik di daerah, saya mempunyai tips menghindari dan menangani kolaps saat olahraga. Lewat paparan sederhana berdasarkan pengalaman ini semoga tips menghindari dan menangani kolaps saat olahraga berguna bagi mereka yang suka olahraga serta pembina atau pelatih olahraga.

Dua tahun lalu saya pernah mengalami terkapar tak sadarkan diri di pematang kala sedang gowes. Petani yang melihat menganggap saya sedang leyeh-leyeh istirahat. 

Setelah peristiwa itu saya mencari sendiri penyebabnya dan menemukan kemungkinan penyebabnya yakni semalam hanya tidur tak lebih dari 4 jam gegara sedih gagal panen. 

Peregangan dan pemanasan sebelum olahraga inti. Dokumentasi pribadi

Setahun lalu kembali terkapar saat sedang gowes yang berjarak hanya 2 km saja namun dengan tanjakan sekitar 40 derajat sejauh 1 km. Sebelum terkapar, tiba-tiba saja mata berkunang-kunang, lalu pandangan gelap, dan nafas tersengal lalu tersungkur tapi kesadaran masih dapat kukuasai.

Tidak mau mati dengan cara yang tak lazim, saya menelentangkan diri ke tanah dengan kaki lurus lalu menarik nafas dan mengeluarkannya pelan-pelan melalui hidung. Ketika menarik nafas kedua tangan juga saya tarik pelan-pelan ke atas kepala. 

Demikian juga saat mengeluarkan nafas, tangan lalu saya turunkan sejajar dengan badan. Ini dilakukan sampai nafas kembali normal dan pandangan mulai terang tanpa berkunang-kunang. Setelah kesadaran semakin pulih barulah saya duduk dan minum air putih. Demi keselamatan, lalu pulang tidak melanjutkan bersepeda.

Apa yang saya lakukan ini berdasarkan hasil konsultasi dengan dokter setelah kejadian pertama. Serta berdasarkan saran seorang yogis yang merupakan pelatih kami dalam yoga.

Setahun yang lalu, istri saya mengalami hal serupa ketika sedang bermanuver di velodrome yang hanya berjarak 500m dari rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline