Lihat ke Halaman Asli

Mina Apratima Nour

:: Pluviophile & Petrichor ::

Bagaskara...

Diperbarui: 8 Juli 2020   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(image: Generasi Biologi)

Di sisi tapak mandalawangi, kulepas pandang pada jejer rekah pakis muda. Mencoba siasati hela nafas yang hampir habis menuju ancala. Di depan, tangguh kau masih menjejak. Berseru tentang mimpi yang bersama kita tuju. Sebentar lagi. Haribaan abadi edelweiss terhampar sejauh netra memandang. Nirmala yang tak boleh kita genggam.

10 tahun berlalu...

Jauh dari pergantian waktu, aku masih tetap melangkah di lorong sunyi bumantara. Tak ada lagi tegap gagahmu yang biasa menopang dahaga. Tak ada angkuh. Hilang tangguh. Berganti ringkih yang selalu mengaduh. Sesal senyata diksi. Tumpah ruah, diperlatakan pada teras sujana.

Hari ini, Tuan, bagaskara nyengat menusuk netra. Tapi aku masih bertahan demi secuil karsa. Menantang sebuah tanya. Tentang kau yang diingat sekian warsa.

Melenggut pada dura, "Kehilangan ini milik siapa?"

- Jakarta, 05 Juli 2020 -




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline