Lihat ke Halaman Asli

Mina Apratima Nour

:: Pluviophile & Petrichor ::

Hari Ini Tuhan Alpa

Diperbarui: 7 Juli 2020   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(image: Ang Stoic)

Pernah kurawat jenggala aksara. Dari sekian musim yang menerpa. Bersemi puspa penyejuk netra. Tualang singgah demi sekejap nirmala. Bagai rama-rama, menyesap habis keindahannya yang tiada tara. Lalu sepersekian detik, lambai getir tercipta. Setelah mengalum, mereka pergi tinggalkan kunarpa.

Wahai yang utas menabur lara selepas semara. Mendekatlah kemari. Bersenggama bersama dura. Berdesah tentang sedih yang tak mampu berkisah. Tasbihkan wadak sebagai penggawa, pemanggul dosa-dosa adiluhung buana. Usah risau tentang nirwana. Hari ini Tuhan alpa, meperlatakan kita di palung nista.

Jangan kau tunggu dahina! Baskara gegas membungkus denyar cahaya. Menyisakan katastrofe, rentetan aksara mewujud melankolia. Rupa menghitam. Tiada sujana.

Aku dan kau.
Noktah kesumba di catatan Yang Kuasa...


- Jakarta, 18 Juni 2020 -




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline