Lihat ke Halaman Asli

Mina Apratima Nour

:: Pluviophile & Petrichor ::

Puisi | Nirmakna...

Diperbarui: 2 Desember 2019   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(image: pinterest.com by Jeanette Jaegerman)

rumpang atma mulai sesak
berhimpitan prasangka buruk tentang kau, dia, dan kita
ada sakit tak kasatmata
mencoba berbicara
tentang ayat-ayat paling gaham

kau tahu?

saban hari sudah kau ingatkan aku
bahwa durkarsa kian menyekat,
padahal aku hanya ingin rebah sesaat

salah siapa?

bayang-bayang sudah paham
muskil adalah mutlak dalam nubuat pun masa depan
berebut geta peraduan tanpa semara,
mencari suaka di selipan gemawan

ah, ujung-ujungnya aku hanya fantom

tak ada rumah buatku bertandang
apalagi tinggal...

renjana,
apakah akan amerta?
agar selamanya aku nikmati teduh sapuan loka
dan mengurai urna tiap dahina tanpa jeda

ah, ya!
senandika ini percuma saja
aku menjelma nirmakna,
jika ada dia...

- Jakarta, 11 Oktober 2019 -




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline