Lihat ke Halaman Asli

KKN BTV 3 UNEJ: Tingkatkan Omset dan Promosi UMKM dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

Diperbarui: 20 September 2021   07:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Desa Bakungan merupakan salah satu desa dengan lingkup kelurahan yang terletak di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Lokasi  Desa Bakungan letaknya sangat strategis karena berada di antara pusat kota di Kabupaten Banyuwangi. Desa Bakungan memiliki potensi yang dapat dijadikan sebagai usaha didukung dengan sumberdaya yang ada. Masyarakat desa Sebagian besar berprofesi sebagai pedagang, petani, dan pegawai kantor lainnya. Terdapat banyak usaha UMKM Masyarakat desa yang telah berkembang dan juga masih banyak UMKM yang belum berkembang. Untuk masa saat ini (pandemi covid-19) masyarakat mulai menciptakan ide-ide kreatifnya dengan cara menciptakan usaha UMKM untuk menyambung hidupnya. Usaha-usaha yang muncul meliputi penjualan kain batik, oleh-oleh khas Banyuwangi, kuliner, kedai makanan kecil, dan berbagai macam lainnya. Dalam pemasarannya, masyarakat belum sepenuhnya mengenal sistem pemasaran online sehingga menghambat dalam jumlah penjualan yang hanya dikenal oleh warga local. 

Terdapat salah satu usaha UMKM yang menjadi perhatian penulis dalam melaksanakan kegiatan KKN Back To Village 3 Universitas Jember yaitu pada usaha kue bolen. Selama masa pandemi Covid-19, penjualan produk masih belum stabil. Mencermati hat tersebut, penulis tertarik untuk membantu memecahkan permasalahan tersebut dengan ide dan program kerja yang akan dilaksanakan. Dengan begitu, penulis mengajak pelaku usaha untuk menciptakan varian rasa yang lebih beragam dan menambah media promosi melalui digital marketing. Olahan kue bolen yang berbahan dasar pisang ini tentunya dapat menarik perhatian masyarakat luar jika dapat ditambah dalam varian rasa dan maksimal dalam kegiatan promosinya. 

Dok. pribadi

Dalam kegiatan KKN Back To Village Universitas Jember (https://unej.ac.id/), penulis mengajak pemilik usaha untuk memberikan solusi dan mendorong pemilik usaha agar produk dapat terjual dipasaran dengan omset yang meningkat.

Olahan kue bolen pisang juga jarang dimiliki oleh masyarakat lain di Desa Bakungan sehingga memiliki sedikit pesaing dalam hal penjualan dibidang kuliner. Cara penulis memecahkan permasalahan yang ada yaitu dengan menambah varian rasa pada bolen yang hanya berbahan dasar pisang ditambah dengan rasa pisang keju, keju, coklat, dan kacang hijau. Inovasi-inovasi tersebut didapat melalui referensi Internet yang kian beragam. Kemudian menciptakan logo atau brand pada produk dengan nama "BalmOs". BalmOs memiliki arti yaitu Balm = merupakan sebutan lain dari Bolen, dan Os = kependekan dari kata Osing yang merupakan suku dari warga Banyuwangi.

Dari brand tersebut, maka konsumen dapat mengingat bahwa olahan kue tersebut olahan khas dari salah satu desa yang ada di Banyuwangi. Selain itu, penulis juga menarik perhatian konsumen melalui packaging dan pemasaran melalui digital marketing (Facebook, Instagram, Shopee). Dalam hal ini, diharapkan pemilik usaha dapat meningkatkan omset penjualan meski dalam masa pandemi covid-19.

(Annisa Haagi Soraya/KKN BtV-3/Kelompok 10/Bakungan/Glagah/Banyuwangi/Dr. Nita Kuswardhani S.TP., M.eng)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline