Lihat ke Halaman Asli

Siska Dewi

TERVERIFIKASI

Count your blessings and be grateful

Sering Bekerja di Luar Jam Kerja, Begini Cara Saya Merawat "Work-Life Balance"

Diperbarui: 19 November 2021   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bekerja di luar jam kantor (Foto oleh Diva Plavalaguna dari Pexels)

Sejak memasuki dunia kerja sekitar 35 tahun yang lalu, saya sudah terbiasa bekerja di luar jam kerja kantor. Bagaimana cara saya merawat work-life balance?

Apa itu work-life balance (WLB)

Melansir positivepsychology.com, pada awalnya dikenal konsep Work Family Balance (WFB), yakni keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga (1). Disinyalir bahwa konsep WFB timbul seiring bertambahnya jumlah perempuan yang terlibat dalam pekerjaan formal.

Dalam sebuah jurnal yang dipublikasikan pada tahun 2000, Sue Campbell Clark dari University of Idaho mendeskripsikan WFB sebagai minimnya konflik peran di tempat kerja dan di rumah sehingga individu berfungsi dengan baik dan mendapatkan kepuasan (2).

Shankar and Bhatnagar, dua orang akademisi yang mendalami pengembangan organisasi dan sumber daya manusia, mengatakan bahwa untuk memahami work-life balance, kita perlu terlebih dahulu memahami work-life imbalance. Dengan memahami asal usul, penyebab dan efek dari ketidakseimbangan, tindakan penyeimbangan menjadi lebih mudah (3).

WLB ibarat permainan akrobat lempar bola

Ilustrasi permainan akrobat lempar bola (Foto oleh moise_theodor dari pixabay)

Pernah mencoba bermain akrobat lempar bola? Bayangkan ada lima bola yang harus dilempar. Butuh konsentrasi dan perhatian luar biasa agar tidak ada bola yang jatuh, bukan?

Tyler J. VanderWeele dari University of California membagi kehidupan manusia menjadi lima domain. Kelima domain tersebut adalah kebahagiaan dan kepuasan hidup, Kesehatan fisik dan mental, makna dan tujuan hidup, karakter dan nilai-nilai hidup, serta hubungan sosial (4).

Menjaga keseimbangan kelima domain ibarat bermain akrobat lempar bola berjumlah lima buah. Kelima bola tersebut adalah spiritualitas, keluarga, pekerjaan, kesehatan, dan komunitas.

Cara seseorang memainkan kelima bola dan perhatian yang diberikannya kepada masing-masing bola, mungkin berbeda dari orang yang lain.

WLB adalah sebuah proses, bukan tujuan

Dari pengalaman, saya belajar bahwa WLB bukanlah sebuah tujuan. Jika WLB adalah tujuan, kita akan berhenti setelah mencapainya, bukan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline