Lihat ke Halaman Asli

Pendekar Gunung Lawu In Action

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pendekar Gunung Lawu In Action
oleh Anjrah Lelono Broto

dekatlah, mendekatlah, perempuan
awan di atap lereng Lawu, bukankah berkali menepuk punggungmu?
pawana asri gunung biru, pun telah berulang sapukan ingin di telingamu?
tak usah memerah jambu, perempuan
ekor matamu yang menumbuk hulu pedangku
bukan pendusta piawai

pedang ini memang tajam
dia bisa mengoyak dan merajam
namun tangankulah yang menentukan
dada mana yang harus terkoyak kepantasan

--- duhai
tuan pendekar bermata sayu, berpedang sendu
awan lereng Lawu, juga pawana gunung biru
memang suka menggodaku

wartakan perihal tuan pendekar
mendekatnya keperempuananku adalah niscaya yang mekar

perempuan,
sedari masa tangan dan kaki menjadi bahasa
hingga kala bintang juga
gemericik air menjelma parutan makna
; mengapa engkau masih tetap serupa memandang kelelakian?

--- lelaki, tuan pendekar
di pinggang menyoren pedang
di pinggang pula seribu bisa merindang
keperempuananku mengajarkan
bahwa bisa setitik mampu meracuni sebelangganya susuan

mohon dipermaafkan dengan segenap kerendahan,
perempuan

dekatlah, perempuan, mendekatlah
dengan sepualam jiwa kan kusampaikan
perihal kependekaran dan kelelakian
ku

jangan engkau satukan pandang
pada pedang dan bisa di pinggang
karena pandangmulah yang jadi batas pembentang
antara surga dan dunia yang hendak ku wartakan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline