Lihat ke Halaman Asli

Tidak Sulit untuk Menciptakan Perdamaian

Diperbarui: 16 Desember 2017   09:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia Damai - https://bumantaranews.com

Hidup damai merupakan keinginan setiap orang. Begitu juga dengan Indonesia. Negara yang kaya akan sumber daya alam ini, juga dianugerahi keanekaragaman budaya. Fakta inilah yang membuat Indonesia menjadi negara yang berbeda dengan negara lain. Sayangnya, anugerah dari Allah SWT itu masih belum bisa dimanfaatkan secara baik. Justru keberagaman ini oleh sebagian pihak dijadikan alasan untuk menciptakan persoalan baru. Konsep mayoritas dan minoritas kembali diusung. 

Muslim sebagai mayoritas harus berkuasa, sementara non muslim yang minoritas harus mengikuti aturan mayoritas. Konsep using yang tidak tepat diterapkan di Indonesia ini, terkadang masih saja dimunculkan, untuk menciptakan konflik-konflik baru. Artinya, konflik di level masyarakat sewaktu-waktu masih bisa saja terjadi, jika kita tidak saling peduli antar sesama.

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna. Manusia mempunyai akal dan nafsu. Perpaduan keduanya bisa menghasilkan sesuatu yang positif dan bermanfaat, tapi sekaligus juga bisa menghasilkan tindakan negatif yang merusak. Dengan kecerdasannya, manusia bisa membuat radio, computer dan peralatan elektronik. 

Tapi manusia juga bisa membuat bom yang digunakan untuk meneror orang lain. Dengan kecerdasannya, manusia bisa menulis tulisan yang memberikan inspirasi, tapi juga bisa menulis yang berisi provokasi. Kemungkinan kemungkinan ini bisa terjadi pada kita semua. Tinggal, kita mau mengarahkan untuk tujuan yang baik atau tidak. Artinya, untuk berbuat baik sebenarnya tidak sulit. Tinggal ada niat atau tidak. Ketika niat itu ada, maka keinginan untuk menciptakan kebaikan tentu bukan hal yang mustahil.

Karena manusia itu merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna, manusia semestinya juga ikut bertanggung jawab terhadap seisi bumi ini. Manusia harus bisa mengatur keseimbangan alam, agar tidak terjadi bencana. Manusia juga harus banyak berbuat kebaikan, agar lingkungan masyarakat tercipta tatanan sosial yang baik pula. Apapun yang terjadi di muka bumi ini, tergantung dari apa yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Mari kita introspeksi. Apa yang sudah kita lakukan selama ini sudah bermanfaat untuk lingkungan sekitar? Atau justru merusak lingkungan sekitar? Introspeksi ini penting, agar kita bisa melakukan evaluasi diri, agar terhindar dari ajakan sesat.

Di era teknologi yang serba canggih seperti sekarang ini, pertukaran informasi terjadi begitu cepat. Sayangnya, kemajuan teknologi ini tak jarang justru dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi yang menyesatkan. Provokasi kelompok radikal dan intoleran begitu masif terjadi di media sosial. Ujaran kebencian terjadi setiap waktu. 

Terlebih jelang tahun politik pada 2018 dan 2019 mendatang, ujaran kebencian diperkirakan akan digunakan untuk kepentingan politik. Pertanyaannya, apakah perbuatan negatif itu memberikan manfaat yang baik untuk masyarakat? Jika kita sepakat tidak ada manfaatnya untuk masyarkat luas, sudah semestinya kita tidak melakukan perbuatan tersebut.

Ujaran kebencian, ajakan persekusi, ajakan jihad dengan cara teror merupakan bentuk tindakan yang menyimpang. Manusia harus bisa mengendalikan hawa nafsunya, agar tidak melakukan tindakan sesat. Dan manusia juga harus memaksimalkan akalnya, untuk menghasilkan tindakan yang bermanfaat. Dan semuanya itu tidak sulit untuk diwujudkan, jika masing-masing diantara kita mempunyai komitmen yang kuat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline