Lihat ke Halaman Asli

Artis-artis Seumur Jagung di Indonesia, Euforia Sesaatkah Penyebabnya?

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1382964743681410878

Masih ingat dengan Sinta dan Jojo yang beberapa tahun lalu nge-hits karena video lip-sync lagu Keong Racunnya nya di Youtube? Entah karena apa mendadak video 2 mojang Bandung itu tiba-tiba terkenal lalu akhirnya sering diputarkan di tv-tv nasional lalu seiring berjalannya waktu mereka suka diundang ke acara tv dan menjadi salah satu selebritis musiman. Lalu perlahan-lahan seiring berjalannya waktu mereka mulai menghilang, tidak lagi terdengar gaungnya di kancah pertelevisian Indonesia.

(cr pic: Google)

Bagaimana dengan yang lainnya? Sebut saja Briptu Norman Kamaru. Ia tenar mendadak berkat video lip-syncnya juga yang lagunya berjudul  “Chaiyya Chaiyya”. Ketika muncul di video itu, lengkap dengan seragam dan atribut polisinya ia berjoget dan ia bernyanyi dengan fasih seakan-akan ia adalah sang penyanyi asli dari lagu tersebut. Video dengan judul “Polisi Gorontalo Menggila” itu seketika booming di internet, iapun banyak mendapat tawaran untuk tampil di televisi, dan ia menyanggupinya meskipun untuk tampil itu ia harus meninggalkan tugas-tugasnya di kepolisian, beberapa kali ia lakukan tanpa seizin atasannya sehingga ia sempat mendapat teguran dari atasannya. Apa yang ia lakukan ketika mendapat teguran? Ia seolah olah acuh tak acuh dengan teguran-teguran itu karena sudah tergiur dengan kemewahandunia selebriti, bahkan ia diberikan beasiswa oleh salah

13829672231054323332

satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta dan ditawari untuk membuat lagu dan menjadi penyanyi di Jakarta. Akhirnya Norman Kamaru membuat keputusan (yang menurut saya salah besar), yaitu melepas jabatannya dan keluar dari kepolisian demi mengejar karirnya sebagai artis di Jakarta. Namun sekarang apa yang ia dapatkan? Lagu yang dahulu gencar di gembar-gemborkan akan dibuat hanyalah isapan jempol belaka, ia sudah tidak pernah lagi muncul di pertelevisian Indonesia.

(cr pic: Google)

13829680431059029299

Arya Wiguna adalah contoh selanjutnya. Berbeda dengan kedua pendahulunya yaitu Sinta dan Jojo serta Norman Kamaru yang terkenal lewat Youtube, Arya Wiguna terkenal karena  ucapan  “Demi Tuhan” yang ia ucapkan di Infotainment sewaktu menuntut Eyang Subur bersama Adi Bing Slamet. Setelah ia terkenal, ia banyak tampil di televisi, bahkan membawakan lagu “Demi Tuhan”yang awalnya hanya iseng di-remix oleh Eka Gustiwana, seorang composer, di Youtube dengan suara yang pas-pasan. Ia jadi lupa dengan apa yang ia perjuangkan pada awalnya dan di infotainment pun marak berita tentang dia akan hal yang tidak penting, misalnya kisah asmaranya dengan berbagai wanita. Setelah itu, perlahan-lahan ketenarannya mulai meredup dan menghilang sampai sekarang. (cr pic: Google)

138296515362913277

Hingga sekarang contoh teranyar artis dadakan yang sedang populer di Indonesia adalah Vicky Prasetyo. Mantan tunangan Zaskia Gotik ini terkenal dengan kata-katanya yang aneh, seperti labilisasi ekonomi, kudeta kemakmuran, statutisisasi,dan harmonisisasi yang sering disebut Vickynisasi. Sama seperti Arya Wiguna, dengan segera kata-katanya terkenal dan ia serta keluarganya mendadak ngetop dan menjadi selebritis, walau saat ini ia sudah masuk ke dalam bui namun tetap saja berita berita tentang dirinya dan keluarganya sering muncul di infotainment ataupun majalah dan tabloid. (cr pic: logo)

Sebenarnya apa yang terjadi dengan artis-artis dadakan ini? Ketenaran yang menghampiri mereka tentu membuat mereka tergiur sehingga sekalian aji mumpung mereka pun mencicipi kenikmatan dari dunia gemerlap ini. Namun seperti kata pepatah, mempertahankan lebih sulit daripada mencapainya. Mungkin saja mereka tidak bisa mencapai keinginan masyarakat ketika masyarakat sudah mulai bosan dengan mereka dan euforia mereka terhadap artis-artis itu sudah mulai menghilang, sehingga akhirnya perlahan-perlahan mulai menghilang di kancah pertelevisian, banyak juga faktor lain yang memungkinkan. Suka atau tidak suka, itulah kenyataan yang ada di Indonesia saat ini, khususnya di dunia pertelevisian Indonesia.  Fenomena ini muncul dan menjadi sebuah dinamika di dunia hiburan. Akan tetapi jika mereka ini dibekali oleh talenta atau bakat yang mumpuni, keberadaan mereka di masyarakat bisa bertahan dan mendapat hati dari masyarakat.

sekian artikel dari saya, mohon maaf apabila banyak kekurangan karena saya masih amatir dan ini adalah artikel pertama saya yang di muat di blog (dalam hal ini website kompasiana). kritik dan sarannya sangat ditunggu, terimakasih :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline