Lihat ke Halaman Asli

Pintar Memilih Rumah Sakit Pro-ASI

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bagi yang sebentar lagi sedang menyambut buah hatinya, ayo mulai persiapkan kedatangan bayi sedini mungkin. Bukan hanya persiapan fisik ibu dan ayah saja lho, tapi juga persiapan pengetahuan ibu dan ayah mengenai berbagai hal. Yap, ASI adalah pilihan terbaik bagi bayi  (walau saya belum berhasil hamil yaks :) ), tidak ada kompromi lagi. Tidak ada kebaikan selain dari jiwa ibu (terharu deh).

Nah, sebelum memutuskan melahirkan dimana, pasangan tentu harus memutuskan bahwa melahirkan di RS menjadi pilihan terbaik pula. Kenapa? karena di RS ibu akan mendapatkan penanganan yang tepat, dengan fasilitas yang tentunya jauh lebih lengkap. Kesadaran ini didasarkan dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI), walaupun dalam rentang waktu 10 tahun terakhir menurun. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebanyak 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih menjadi momok menakutkan dan tertinggi di Asia. Nah, bagaimana masih memilih melahirkan di rumah atau dengan dukun? :D

Tidak semua rumah sakit peduli akan ASI, bahkan tenaga medisnya. Ada tenaga medis yang menyelipkan susu formula (sufor) ke tas ibu yang baru melahirkan ketika pulang. Ada pula yang memberikan sufor dengan dalih takut bayi kelaparan sebelum ASI ibu keluar tanpa seizin ibu. Nah, sebelum memutuskan memilih melahirkan di RS mana, pastikan RS tersebut RS Sayang Ibu dan Anak ya. Apa saja ciri-ciri RS Sayang Ibu dan Anak yang Pro ASI, nih ada 10 cirinya yang dikutip dari buku #AyahASI, Inisiatif Ayah Indonesia.

1. Sedia Kelas kelompok pendukung ASI

2. Mengajarkan ibu cara menyusui dan menjaga agar terus menyusui, walau terpisah dari bayinya

3. Tidak memberi minum atau makanan laih selain ASI kecuali ada indikasi medis

4. Mendukung ibu dapat memberi ASI sesuai kemanuan bayi (on demand)

5. Tidak memberi dot atau kempeng pada bayi yang menyusu

6. Aturan tentang ASI Eksklusif

7. Tenaga kesehatan yang telah dilatih Manajemen Laktasi

8. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline