Lihat ke Halaman Asli

Peningkatan Kinerja UKM Fashion dengan Pendekatan MEGATRON

Diperbarui: 1 Desember 2023   15:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar

Desa Banyu Urip merupakan daerah yang memiliki berbagai macam potensi usaha. Saat ini Desa Banyu Urip dikenal dengan kampung 1001 bunga. Hal ini dikarenakan desa Banyu Urip menjadi sentra penjualan tanaman hias. Mayoritas penduduk menjadi petani bunga hias. Selain itu terdapat beberapa usaha atau umkm kecil lainnya, seperti makanan, minuman, dan usaha-usaha kecil lainnya. Mitra kami merupakan salah satu pelaku usaha kecil di Desa Banyu Urip yang bergerak dibidang konveksi atau penjahit, yang usaha tersebut merupakan usaha yang beda dari usaha kebanyakan yang berada di Desa Banyu Urip. Usaha tersebut sudah ditekuni selama kurang lebih 5 tahun. Usaha tersebut terletak di rumah. Saat ini usaha tersebut berjalan secara konvensional. 

Mitra menunggu pelanggan datang ke rumah untuk memakai jasanya, terkadang mitra juga mengambil bahan atau barang yang akan dijahit oleh mitra ke rumah atau ke tempat pelanggannya kemudian dibawa pulang kembali ke rumah mitra untuk dijahit. 

Saat ini mitra ingin memiliki alat jahit yang dapat digunakan secara mobile, sehingga mitra tidak menunggu orderan datang, tapi mitra ingin menjemput orderan tersebut. Selain itu, dalam mengembangkan usahanya, mitra ingin mengembangkan wawasannya di dunia digital marketing, sehingga usaha yang dijalankan oleh mitra saat ini dapat dikenal oleh masyarakat lebih luas, karena saat ini, usaha mitra hanya dikenal oleh tetangga tempat tinggal mitra. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan oleh Dosen dan Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, yaitu Angga Dutahatmaja, S.Kom., M.M. selaku Ketua Pelaksana serta tiga orang anggota yang terdiri dari Dr. Achmad Yanu Alif Fianto, S.T., MBA., Kornelia dan Stephanus Widodo. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam rangka Hibah Perguruan Tinggi PKM Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Program Kegiatan pengabdian masyarakat ini akan mendukung  kegiatan dalam jangka pendek yaitu pembinaan  dan pendampingan usaha, pelatihan digital marketing. Jangka menengah: sebagai keberlanjutan pasca program pengabdian masyarakat tahun 2023, tim pelaksana juga akan melakukan pemetaan ulang  usaha setempat yang berpotensi mendukung pengembangan usaha mitra saat ini. Pemetaan ini diharapkan menjadi acuan upaya keberlanjutan program mandiri masyarakat.

Metode pelaksanaan kegiatan ini melalui tahapan pra kegiatan, yakni melakukan survey awal, identifikasi permasalahan, konsolidasi Tim dalam melakukan pemetaan dan distribusi tugas sesuai dengan kepakaran, penyusunan dan pengajuan porposal kegiatan. Kegiatan Pengabdian memiliki tahapan dalam pelaksanaannya, yaitu diskusi dan konsultasi antara mitra dan tim pengusul, paparan berupa materi mengenai digital marketing. Selanjutnya dilakukan tahap evaluasi dan monitoring, yakni dengan melakukan komparasi kondisi mitra dari sebelum adanya kegiatan program pengabdian dan setelah kegiatan program dengan diskusi serta observasi. Tahap akhir dilakukan penyusunan laporan akhir dengan target publikasi di jurnal pengabdian masyarakat terindeks nasional.

Kegiatan pengabdian ini akan dilaksanakan di Desa Banyu Urip, Menganti, Gresik. Desa Banyu Urip terkenal dengan julukan sebagai Kampung 1001 Bunga. Mayoritas penduduk di Desa Banyu Urip berprofesi sebagai petani bunga hias atau bunga potong. Sehingga bunga potong merupakan salah satu kegiatan pertanian yang digeluti oleh petani atau penduduk di Desa Banyu Urip. Selain UMKM yang bergerak dibidang floris, terdapat beberapa UMKM yang bergerak dibidang lain, seperti makanan, minuman, konveksi dan lain-lain.

Mitra memiliki usaha dibidang konveksi atau berprofesi sebagai penjahit. Kondisi saat ini mitra masih menjalankan usaha nya secara konvensional, masih menunggu bola untuk mendapatkan pelanggan. Tempat usaha mitra berada di rumah. Sehingga mitra lebih bersifat pasif untuk mendapatkan pelanggan karena hanya menunggu pelanggannya datang kerumah untuk dapat mendapatkan jasa dari mitra. Jika pelanggan berhalangan hadir untuk datang kerumah, pelanggan akan menghubungi mitra untuk datang ke rumah pelanggan untuk mengambil baju atau bahan yang akan dijahit dirumah mitra. Mitra ingin dapat mengembangkan usahanya untuk dapat berkeliling sambil langsung menjahit di tempat pelanggan. Selain itu, mitra juga ingin usahanya lebih dikenal oleh masyarakat luas, bukan hanya di sekitar tempat tinggal mitra. Selama ini, mayoritas pelanggan mitra hanya dari tetangga rumah mitra.

Berdasarkan kondisi yang dialami mitra saat ini, maka perlu adanya peningkatan dalam hal teknologi yang akan digunakan untuk peningkatan produksi mitra. Solusi yang dapat ditawarkan yaitu adanya mesin jahit yang dapat digunakan untuk berkeliling dan langsung dapat beroperasi di tempat. Sehingga mitra tidak perlu lagi membawa bahan jahitan dari pelanggan kerumah untuk dikerjakan dan juga pelanggan tidak perlu lagi menunggu pelanggan untuk datang kerumah agar dapat mendapatkan jasa yang ditawarkan oleh mitra. Selain itu, untuk meningkatkan pemahan mitra akan dunia digital marketing, akan diberikan pelatihan dan pendampingan mengenai digital marketing.

Input sumber gambar

Keberhasilan program ini menjadi bukti bahwa pengabdian kepada masyarakat memiliki potensi besar untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan dalam lingkup yang lebih luas. Ini juga menunjukkan bahwa upaya bersama antara perguruan tinggi, pemerintah, dan komunitas bisnis dapat menghasilkan solusi inovatif yang menguntungkan semua pihak. Dengan berlanjutnya komitmen terhadap pengembangan UKM dan sektor-sektor lainnya, kita dapat berharap untuk melihat pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di masa depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline