Lihat ke Halaman Asli

Peringatan, Kita Darurat Lagu Anak

Diperbarui: 25 Mei 2019   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi minimnya lagu anak di Indonesia (Sumber Ilustrasi: pophariini.com)

Jangan heran kalau di sekelilingmu banyak anak-anak umur 7 tahun hafal lagu "Jarang Goyang" yang dinyanyikan Nella Kharisma. Ada juga yang meniru Younglex dan Awkarin dalam teknik rap yang penuh hujatan pada liriknya. Barangkali sekarang yang sedang marak yaitu lagu "DDU-DU DDU-DU" milik Blackpink. 

Tidak tanggung-tanggung, bahkan mereka para bocil (bocah cilik) juga hafal koreonya sampai tamat. Fakta ini bisa ditemukan di keluarga kita, anak dari sahabat kita, anak dari tetangga kita, dan masih banyak lagi anak-anak lainnya yang notabene masih terlalu kecil untuk mengkonsumsi lagu seperti itu.

Fenomena ini pernah menjadi obrolan saya dengan bapak sebelum beliau meninggal. Beliau pernah berpesan pada saya "Tolong, kalau kamu sudah pintar bermusik, ciptakan beberapa lagu anak. Karena bapak takut suatu saat generasimu kehilangan stoknya." Ini menandakan bahwa sebenarnya sudah ada ketakutan dari generasi bapak saya tentang minimnya ketersediaan lagu anak-anak di masa mendatang.

Sewaktu saya kecil, bapak sangat gemar menyanyikan dan mengajari saya bernyanyi lagu anak seperti milik Trio Kwek-Kwek, Joshua, Tasya, dan lainnya. 

Bapak selalu percaya bahwa lagu anak adalah salah satu media yang mudah untuk mendidik perilaku saya sebagai anaknya. Contohnya, saat saya susah diatur oleh ibu, ibu marah. Lalu bapak menyanyikan "Surga di Telapak Kaki" Ibu milik Dea Ananda. 

"Sembilan Bulan Ibu mengandung dan melahirkan kita ke dunia. Siang dan malam ibu menyusui, tiada merasa lelah dan letih..."

Seketika saya merasa bersalah saat itu karena menyakiti ibu dengan tingkah rewelku. Saya merasa keinginan saya tidak ada apa-apanya dibanding pengorbanan ibu melahirkanku. Lalu saya menangis sambil meminta maaf pada ibu waktu itu. Saya tak berani lagi untuk membuatnya marah. 

Menandakan misi bapak saya berhasil, mendidik anaknya dengan media lagu tanpa ada pukulan dan bentakan keras. Cukup dengan sadarkan kelakuannya, saya sebagai anak sudah bisa mengambil keputusan untuk tidak lagi berbuat rewel.

Lagu anak sebenarnya memiliki jangkauan tema yang luas untuk bisa dipilih. Membicarakan tentang merawat alam, hormat kepada orang tua, budi pekerti, pertemanan, cinta tanah air, sekolah, permainan, apa saja kecuali percintaan dan urusan orang dewasa lainnya. 

Semua itu direduksi dalam lirik yang sederhana namun diharapkan adanya muatan pesan moral. Ini dimaksudkan untuk mendidik, agar anak-anak tidak bosan mendengar nasihat dari guru maupun orang tua. 

Musik bisa menembus batin dan otak mereka untuk mau berbuat yang benar dan baik. Selain itu, lagu anak juga sarat akan imajinasi yang memantik pengetahuan yang tidak didapatkan di buku pelajaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline