Lihat ke Halaman Asli

Teman Perjalanan

Diperbarui: 2 Juli 2021   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: www.metroworld.id

Matanya perlahan terbuka, setengah sadar dia melihat kearah depan, tidak ada siapa-siapa. Dilihat sebelahnya ada seorang gadis sedang duduk merunduk sembari membaca buku.

Hari itu dia pergi menaiki kereta, sudah lama ia tidak menemui orang tuanya. Ternyata sudah jam 9 malam, ia lupa belum sholat isya. Segeralah beranjak dari kursi dan pergi mengambil air untuk menunaikan sholat, setelah beberapa saat, tampak ia kembali. Ia pun segera duduk. Namun, dari pantulan kaca terlihat ia  masih memandangi gadis itu, untuk beberapa saat ia tampak penasaran.

Brakkk....botol jatuh dari tas miliknya. Ia pun segera takbir dan melaksanakan sholat, terlihat ia begitu khusyuk. Malam itu hujan turun deras ditemani kilatan cahaya petir yang bergemuruh.

Setelah melaksanakan sholat dia terlihat tampak begitu teduh, ia pun kembali memandangi gadis di sampingnya, gadis itu tidak menyadari itu.

Dalam hati bertanya, "siapa gerangan gadis itu...."
Ia ingin sekali mengajak ngobrol. Namun ia tidak punya keberanian untuk itu. Diurungkanlah niatnya. Dilihat jam, ternyata sudah pukul 10 malam.

Dinginnya hujan membuatnya mengantuk. Matanya pun terlelap perlahan dan akhirnya tertidur.

Setelah beberapa jam tertidur. Perlahan ditelinganya terdengar lirih suara seperti lantunan ayat suci Al Quran. Diapun membuka mata pelan-pelan. Ditengoklah kursi sebrang, gadis itulah sumber suaranya.

"Bagus juga ya suaranya" dalam hati ia bicara.
Gadis seperti ini sudah sangat jarang, apalagi di zaman sekarang ini, pikir dia. Sesekali dia menarik nafas dalam. Dia berdoa, supaya kelak dipertemaukan dengan seorang gadis yang taat dalam agama, begitu tenang ia memikirkan hal itu.

Beberapa saat berlalu, gadis tersebut berhenti. Dia pun segera menengoknya, terlihatlah wajahnya sekarang. Gadis berkacamata dengan senyum manis di pipinya yang membuat dia kagum, dimatanya, gadis tersebut seperti bidadari yang baru saja turun dari bumi untuk menemani perjalanannya. 

Ia pun semakin kagum, tidak hanya sifatnya yang taat beragama, namun parasnya juga teduh  dilihatnya. Gadis tersebut pun malu dan segera memalingkan wajahnya dan melanjutkan membacanya. Dia tampak begitu senang bisa melihatnya secara langsung. Dia terus memikirkannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline