Lihat ke Halaman Asli

Tanpa Arah

Diperbarui: 20 September 2016   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semarang, 19 September 2016

Untuk Sang Pencipta,

Ya Tuhan Sang Pencipta alam semesta, kami seraya umat manusia berterima kasih kepada-Mu yang telah menciptakan alam yang indah dan sempurna ini. Saya, Andrew, mewakili umat-umat di bumi ingin menyampaikan beberapa keluh kesah dan rasa terima kasih kami kepada-Mu lewat surat ini. Yang utama dari segalanya adalah rasa syukur yang tiada henti-hentinya kami ucapkan untuk segala rahmat penyertaan-Mu pada kami. Sehingga kami dapat hadir dan menjalani hidup yang berwarna-warni.

Namun, di dalam kesukaan dan rasa syukur kami pada-Mu, ada hal lain yang ingin kami sampaikan kepada-Mu. Banyak juga keluh kesah yang belum dapat tersampaikan kepada-Mu secara eksplisit. Dan pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikannya secara terbuka. Kami seraya manusia sering kali menghadapi masalah yang tak kunjung usai. Banyak problema yang kami tak mengerti, bagaimana cara menghadapinya. Banyak terjadi penderitaan, kesenjangan social atau kemunculan strata, bencana alam, dan masih banyak lagi. Mungkin semua itu-pun terjadi karena kami sendiri. Karena ini, saya Andrew mewakili manusia di bumi meminta maaf setulus-tulusnya. Namun bagi kami yang tidak melakukan kesalahan apa-apa, bahkan melakukan segalanya seturut dengan kehendak-Mu pun juga kena imbasnya. Dengan begini apa yang harus kami perbuat? Atau bahkan bagaimana ini bisa terjadi pada kami?

Kami di sini semua sedikit bingung dengan apa yang telah Engkau ciptakan. Dari awal mula manusia di taman Eden, hingga sekarang. Banyak kontroversi antara penciptaan milik-Mu dan pemikiran atau logika manusia terhadapnya. Kami bingung! Sebenarnya, mana yang harus lebih kami percayai? Bahkan beberapa dari kami pun menganggap bahwa dunia ini diciptakan karena sebuah benturan besar antara kedua bintang besar. Dan bukan karena Engkau yang menciptakan. Karena ada logika-logika lain yang menganggap bahwa Engkau ini tidak ada, dan alam pun terbentuk karena alam memang harus terbentuk karena sendirinya, banyak orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Dan mereka sekarang ini disebut dengan atheis. Karena itu-pun banyak manusia yang melupakan-Mu. Bagaimana Tuhan?

Dan disini, kami banyak krisis tujuan hidup dan jati diri. Banyak orang yang sulit untuk mempercayai sesuatu yang tak kelihatan. Dan karena ini pula Engkau disalahkan. Karena memberi mereka para manusia Akal Budi. Mereka mulai mengotak atik apa yang telah Engkau ciptakan. Dengan berpikir bahwa Engkau yang membuat agar manusia tidak memikirkan Engkau. Mengapa Engkau tidak menghalangi Si Ular pada saat ia di taman Eden? Mengapa Engkau biarkan Para Malaikat memiliki sedikit kebebasan dan akal budi? Sehingga dapat memunculkan yang namanya Lucifer? Apa yang sebenarnya Engkau rencanakan? Semua manusia di bumi, rata-rata bingung dengan apa yang telah Engkau ciptakan. Dan mereka banyak yang menganggap bahwa Engkau tidak bertanggung jawab dan menelantarkan mereka.

Kami disini butuh keduanya, jawaban dan bukti tindakan. Karena kami banyak yang tersesat. Mencari tujuan, cita-cita, dan angan-angan yang tanpa arah. Jika pusat kehidupan ini adalah Engkau, lalu mengapa Engkau tidak membuat semua manusia patuh dengan Engkau dan tidak menciptakan bumi, namun langsung menciptakan manusia di Surga? Kami di sini takut  dan cemas. Bahwa jika tidak ada jalan keluar yang pasti, kami pasti akan mati tersesat. Oh Tuhan, dengarkan keluh kesah kami! Dengarkan tangisan penderitaan kami! Kami di sini haus akan pertolongan dan mujizat-Mu. Apa yang sebenarnya Engkau rencanakan pada kami? Kami menunggu jawaban-Mu.

Maafkan kami, ya Tuhan. Manusia yang tidak dapat berhenti untuk mencari kepuasan yang tiada artinya. Namun, inilah kami, ya Tuhan. Yang Engkau ciptakan serupa dengan gambaran-Mu. Namun kenyataannya banyak dari kami yang begitu melenceng jauh dari segala tindak-tanduk-Mu. Kami pun tidak ingin seperti ini. Kami ingin serupa dan segambar dengan-Mu. Namun mengpa Engkau ciptakan dua dari tiga kemampuan kami yang membuat kami melenceng dari segala aturan-Mu? Akal Budi dan Kebebasan merupakan kedua hal yang dapat membuat kami maju dan jatuh. Namun kebanyakan dari kami yang jatuh karena begitu banyak godaan daging di dunia ini. Ketenaran, kekayaan atau kemakmuran, jabatan, kepuasan sex, dan masih banyak lagi, yang dapat membuat kami menjauh dari ajaran-ajaran-Mu.

Oh Tuhan, kami berharap tuntunan-Mu. Kearah jalan menuju anjuran-Mu. Kedalam lingkup Kemuliaan-Mu. Berilah kami jawaban atas segalanya. Kami manusia yang terlalu bosan untuk terus mengucap syukur atas segalanya. Kami juga sudah terlalu bosan untuk terus berterima kasih kepada-Mu. Bahkan kamipun juga sudah amat terasa bosan untuk mencari-Mu. Berharap kepada-Mu kami anggap terlalu sulit. Karena kebanyakan orang butuh kepastian, dan rencana manusia susah untuk disamakan dengan Rencana-Mu yang Maha Terlaksana. Di sini kami hanya terus menunggu dan menunggu….. Dan masih tetap menunggu tanpa tujuan.

                                                                                                                                                                                                                                              Dari umat-Mu,

                                                                                                                                                                                                                                                    Manusia     




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline