Lihat ke Halaman Asli

APKLI Bukan Investor tapi Fasilisator

Diperbarui: 1 Januari 2016   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Assosiasi Pedagang Kaki Lima (Apkli) yang merupakan organisasi kemasyarakatan dengan profesi pedagang kaki lima  itu bukanlah investor (penanam modal) melainkan hanya sebagai fasilisator untuk menjembatani dan memfasilitasi kebutuhan para anggotanya yaitu para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang terbentuknya juga berasal dari anggota untuk anggota, demikian Kiky seorang pemerhati masalah Pedagang Kaki lima mengatakan kepada penulis melalui Telpon selulernya, Kamis (31 Desember 2015).

Dengan dasar itu, seorang pemimpin dalam organisasi tersebut haruslah selalu berpihak dan orientasi penuh pada PKL itu sendiri. Bila tidak berorientasi pada PKL jelas itu menyalahi ketentuan yang ada. Ketika ditanya soal carut marut Apkli di tangsel , kiky berpendapat semua itu bermuara pada soal jiwa kepemimpinan apakah dia mampu memimpin, ataukah memang hanya memanfaatkan fasilitas yang ada.

Kiky yang alumnus Psikologi di Perguruan Tinggi di Jakarta, tidak setuju bila ada ketua APKLI memanfaatkan kewenangannya guna memperkaya diri sendiri misal pengadaan kios yang seharusnya diperuntukkan untuk PKL diperjual belikan kepada orang yang tidak berhak, atau sang ketua meminta jatah kios untuk kepentingan pribadinya.

Bila hal itu memang terjadi, maka pimpinan pusat segera memberi peringatan keras atau memecatnya dari jabatan tersebut. Terkadang para PKL tidak mengerti dan hanya tahunya dapat kios, padahal pengadaan kios itu jelas berasal dari biaya Pemkot Tangerang Selatan (Tangsel) sehingga fungsi ketua Apkli tidak lebih dari Fasilisator belaka.

Kenyataan dalam lapangan sering Ketua Apkli bertingkah dan bertindak seolah dia itu investor, sehingga dia bebas mengintimidasi para anggotanya yang bersikap kritis dengan mengkritisi secara tajam. hal ini tidak boleh dibiarkan karena bila dibiarkan akan menimbulkan ekses yang tidak baik dan ke depannya dipakai sebagai membisniskan fasilitas Pemkot Tangsel.

Kiky yang berperawakan tambun itu, sependapat dan setuju dengan penulis dalam tulisannya di kompasiana, penulisan itu harus diteruskan dengan mencari data dan penyimpangan yang terjadi di Lapangan. Kami salut dengan keberanian penulis untuk mengungkap fakta yang benar, lebih baik mencegah daripada membiarkan mereka mengeruk keuntungan di atas penderitaan para PKL.

Tentang tulisan penulis yang mendapat respon positip dari instansi terkait , kami acungkan jempol dan perjuangan penulis mendapat dukungan penuh dari PKL, demikian Kiky mengakhiri wawancara melalui ponselnya.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline