Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan sumber energi penting yang banyak digunakan atau diminta masyarakat, baik masyarakat di negeri ini maupun masyarakat dunia, baik masyarakat umum, maupun masyarakat pelaku usaha dan atau pelaku industri. Bahkan sebagaian besar aktifitas yang berhubungan dengan energi di dunia ini akan macet, bila tidak ada BBM
Begitu startegisnya BBM tersebut, begitu pentingnya BBM tersebut, mungkin tidak berlebihan kalau saya katakan "tiada hari tanpa BBM". Kini keberadaan BBM tidak seperti beberapa puluh tahun yang lalu, sumberdaya atau faktor produksi BBM sudah mulai menipis, pemakai atau pihak yang meminta BBM terus meningkat seiring dengan pertambahan manusia dan seiring dengan pertambahan unit usaha dan atau pertambahan unit bisnis yang ada.
Harga BBM terus mengalami fluktuasi, terkadang naik terus menerus, terkadang mengalami penyesuaian alias diturunkan. Kini pemerintah melalui pihak PT Pertamina resmi menurunkan BBM non subsidi.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Selasa, 03 Januari 2022, menyampaikan bahwa PT Pertamina resmi mengumumkan penurunan harga BBM non subsidi tersebut. Penurunan harga BBM non subsidi ini berlaku untuk produk Pertamax (RON 92), Pertamax Turbo (RON 98), Dexlite dan Pertamina Dex.
Harga BBM Pertamax turun Rp. 1.100,- per liter menjadi Rp. 12.800 per liter dari sebelumnya Rp. 13.900,- per liter. Sementara untuk Pertamax Turbo turun Rp. 1.150,- per liter menjadi Rp. 14.050,- per liter , dari sebelumnya Rp. 15.200,- per liter.
Adapun untuk produk Dexlite kini dibandrol Rp. 16.150,- per liter, turun Rp. 2.150,- per liter dari sebelumnya Rp. 18.300,- per liter. Kemudian Pertamina Dex kini dibandrol Rp. 16.750,- per liter, turun Rp. 2.050,- per liter yang sebelumnya Rp. 18.800,- per liter . Penyesuaian harga BBM non subsidi ini biasanya dilakukan setiap sebulan sekali.(cnbcindonesia.com, 03 Januari 2023)
Bila kita simak, penurunan harga BBM non subsidi yang dilakukan pemerintah melalui PT Pertamina tersebut mengalami penurunan antara sebesar Rp. 1.000,- sampai Rp. 2.000,- . Dari angka penurunan tersebut terbilang, lumayan dalam hitungan jika masyarakat atau konsumen membeli dalam jumlah relatif banyak. Misalnya saja, jika kita membeli 10 liter BBM jenis pertamax, berarti kita akan mengantongi selisih dari harga semua sebesar Rp. 11.000,- (Rp.1.100,- X 10 liter). Suatu angka yang terbilang cukup lumayan. Namun apakah dengan penurunan harga tersebut akan berpengaruh terhadap perekonomian, dan atau bagaimana pasar menyikapinya.
Konsumsi BBM.
Pemaiakan atau konsumsi BBM dinegeri ini relatif banyak dan konsumsi BBM dinegeri ini cendrung mengalami peningkatan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menuturkan konsumsi BBM masyarakat setiap harinya mencapai 800.000 barel, dan jika dirupiahkan senilai Rp. 1,2 triliun (merdeka.com, 1 September 2022)
Kemudian pada bagian lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menuturkan konsumsi BBM nasional pada tahun 20021 lalu saja diperkirakan mencapai 75,27 juta kilo liter, terdiri dari BBM bersubsidi seperti solar, minyak tanah, hinggga bensin. Premium sebesar 26,3 juta kilo lliter dan BBM non subsidi sebesar 48,97 juta kilo liter Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pembinaan Program Migas Direktorat Jendral Migas Kementrian ESDM bapak Soerjaningsih. (cnbcindonesia.com, 18 Januari 2021)
Namun dilapangan terjadi kontradiktif, disatu sisi pemerintah ingin mengurangi subsidi BBM dengan jalan menekan jumlah subsidi alias menaikkan harga BBM subsidi, sementara masyarakat yang membeli/meminta BBM subsidi tersebut kebanyakan masyarakat yang tidak selayaknya mendapatkani BBM subsidi dengan kata lain masyarakat yang membeli/meminta BBM subsidi tersebut justru tergolong kaya.