Lihat ke Halaman Asli

Alif Fatchur

Panupo Jiwo

Dosen Fisika Universitas Gajayana Malang Latih Tanggap Mitigasi Bencana dan Hibah System Warning Tsunami

Diperbarui: 14 Oktober 2019   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Tim Dosen Pengabdian Masyarakat Fisika Universitas Gajayana Malang bersama Kepala Desa Gajahrejo beserta staf dan jajarannya.

Fenomena gempa telah menjadi buah bibir di masyarakat pada umumnya, karena dampak yang ditimbulkan merugikan perekonomian dan sosial di masyarakat. Potensi terjadinya Tsunami sangat dimungkinkan melihat banyak terjadinya gempa yang berkekuatan tinggi, khususnya Dusun Bajul Mati, Desa Gajahrejo, Malang Selatan yang merupakan daerah pesisir pantai. Area tersebut terletak di atas 3 lempeng tektonik aktif, yaitu: lempeng Indo-Australia, lempeng pasifik, dan lempeng Eurasia.

Tim Dosen Pengabdian Masyarakat Fisika Universitas Gajayana Malang yang terdiri dari Amri Baihaqi Mashuda, M.Si, Aisyah Dianing Pradipta, M.Si, dan Hengky Herdianto, M.Si, berjuang mengabdikan ilmu dan pengetahuannya untuk melatih masyarakat Dusun Bajul Mati, Desa Gajahrejo, Malang Selatan untuk tanggap mitigasi bencana gempa dan Tsunami serta menghibahkan karya teknologi berupa detektor Warning System Tsunami yang didanai DRPM Menristekdikti skema Program Kemitraan Masyarakat.

"Posisi Dusun Bajul Mati, Desa Gajahrejo dekat dengan pesisir pantai sehingga berpotensi Tsunami, maka diperlukan Warning System Tsunami yang berupa alat Seismograf Digital. 

Secara umum gempa merupakan peristiwa alam yang terjadi secara mendadak, sehingga diperlukan tindak mitigasi bencana berbasis pemberdayaan masyarakat dan teknologi tepat guna untuk mengurangi resiko yang ditimbulkan" terang ketua PKM Universitas Gajayana Malang, Amri Baihaqi Mashuda, M.Si.

"Prinsip kerja dari seismograf analog dirubah menjadi seismograf digital dengan menggunakan sensor ADXL 345 Accelerometer sebagai pengganti kerja bandul. Selain itu peralatan tersebut dilengkapi dengan sensor gempa D7S-A0001-1" terang anggota teknis PKM Universitas Gajayana Malang, Hengky Herdianto, M.Si.

 

Foto: Model peralatan Warning System Tsunami Tim Dosen Pengabdian Masyarakat Fisika Universitas Gajayana Malang. 

Selain itu anggota teknis PKM Universitas Gajayana Malang, Hengky Herdianto, M.Si menambahkan "sensitivitas detektor pada sumbu X adalah 0,297 V/g, sumbu Y 0,2886 V/g, dan sumbu Z 0,34 V/g. 

Perbedaan nilai yang diperoleh oleh detektor dengan nilai accelerometer pada smartphone adalah 0,43% pada sumbu X, 0,165% pada sumbu Y, dan 0,036% pada sumbu Z. Sistem deteksi gempa bumi dan peringatan Tsunami berjalan sesuai dengan desain sistem dan dapat mengingatkan ketika terjadi gempa dan Tsunami".

"Bentuk pengabdian ini merupakan salah satu implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, Program Studi Fisika Universitas Gajayana Malang dalam memberikan pengabdian selalu fokus menerapkan teknologi di masyarakat. Tidak hanya sekedar salurkan ilmu tetapi sangat berupaya untuk Bagaimana teknologi itu menyentuh dan memberikan manfaat memecahkan masalah masyarakat?" terang anggota Hubungan Masyarakat PKM Universitas Gajayana Malang, Aisyah Dianing Pradipta, M.Si.

Selain wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, "upaya menyentuh masyarakat dengan teknologi merupakan cita-cita besar Universitas Gajayana Malang yang dipimpin oleh rektor Prof. Dr. Dyah Sawitri, S.E., M.M, dengan visi 'Menjadi Universitas yang unggul di bidang riset tingkat Nasional pada tahun 2026'. Penguatan dan penajaman visi berpotensi memberikan stimulus output dan outcome pada lulusan Universitas yang terdepan dan berkarakter" penegasan keterangan Tim PKM Universitas Gajayana Malang.

Foto: Tim Dosen Pengabdian Masyarakat Fisika Universitas Gajayana Malang di International Conference acara MISEIC 2019 Hotel Whindham Surabaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline