Lihat ke Halaman Asli

Diplomasi Era Khulafaur Rasyidin; Abu Bakar As-Shidiq

Diperbarui: 28 Oktober 2019   05:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seseorang yang memiliki nama asli Abdul Ka'bah, merupakan orang yang sangat muda diusianya (18 tahun) telah melakukan perjalanan bisnis berupa bisnis pakaian. Selain sebagai pedagang yang terkenal dari kalangan Quraisy, ia juga berasal dari keluarga Arab yang terkenal dengan keahlian dalam bidang sastra dan sajak.

Namun, dari semua kelebihannya, beliau adalah orang yang pertama kali menyambut dakwah Rasulullah serta memeluk islam tanpa keragu-raguan. Sehingga Rasulullah menyebutnya Abu Bakar, sebagai bentuk penghormatan yang tinggi. bahkan beliau juga orang yang pertama kali mengimani isra' mi'raj dan mendapat gelar As-Shidiq. Dengan tegas selalu mendukung Rasulullah "Demi Allah, saya percaya terhadap semua apa yang diungkapkan Muhammad, yang bergelar Al-Amin jauh sebelum dia menyatakan dirinya menjadi Rasul".

Selama persembunyiannya dalam Gua Tsur, Abu Bakarlah yang memberikan sarana dan prasarana disana. Dengan bekal dua unta, melindungi Rasulullah dengan kainnya dari sengatan matahari dan membawa seluruh uangnya dengan tidak meninggalkan sepeser-pun untuk keluarganya yang tidak sepaham dengannya.

Tidak ada yang istimewa dalam kehidupannya yang begitu sederhana. Ia tinggal dalam rumah yang sederhana didekat mesjid Rasulullah. Namun selalu membantu orang yang kesusahan. Kesederhanaannya memberikan kesan bahwa ia adalah sosok manusia yang menghargai integritas dan sangat memuliakan tujuan yang ingin dicapai. Pada saat Perjanjian Hudaibiyah, beliau adalah salah seorang penanda tangan perjanjian tersebut yang ditulis oleh Ali bin Abi Thalib. Isi perjanjian yang membuat orang skeptis, namun ia menumbuhkan harapan yang besar dan merekatkan ikatan loyalitas disaat semua orang dilanda ketegangan.

Ketika Rasulullah wafat, umat islam dalam keadaan chaos, spirit yang menurun dengan tajam. Namun dengan lantang Abu Bakar berkata "Wahai saudara-saudara sekalian, barangsiapa menyembah Muhammad maka Muhammad telah mati. Namun barangsiapa menyembah Allah maka sesungguhnya Allah itu hidup dan tak pernah mati" lalu membacakan Q.S Al-Imran ayat 143.

Setelah itu, datanglah krisis kepemimpinan dan kontroversi siapa yang menjadi khalifah selanjutnya apakah dari kaum muhajirin atau anshor. Namun, berkat negosiasi Abu Bakar, dengan terpilihnya Abu Bakar telah menentramkan suasana dan menghentikan kontroversi yang mengancam keutuhan umat setelah wafatnya RAsulullha. Terpilihnya Abu Bakar telah memberikan inspirasi kepercayaan kepada semua kelompok yang ada, berkat integritasnya dan kearifannya semua suku datang untuk menyatakan sumpah setia kepadanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline