Lihat ke Halaman Asli

Tiga Kriteria Umat Terbaik

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13281791121087377896

Saat ini kita sudah berada di bulan Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Bulan Rabiul Awal bukanlah sekadar bulan. Ini adalah bulan istimewa, yang pada hari ke 12, Nabi Muhammad dilahirkan. Karena itulah, bulan ini juga disebut juga Bulan Nabi. Alangkah istimewanya bila kita memperbanyak bershalawat di bulan ini.

Nabi Muhammad adalah keturunan ke 31 dari Nabi Ibrahim As. Beliau adalah sosok sempurna, manusia paling sempurnya yang diciptakan Allah. Tidak hanya fisiknya yang sempurna. Namun, akhlaqnya juga sangat mulia. Beliau adalah sosok mulia yang dimuliakan oleh Yang Maha Mulia. Beliau selalu tersenyum. Siapa pun yang memandang wajahnya pasti akan merasa bahagia.

Dalam sabdanya, Rasulullah menyatakan betapa beruntungnya orang-orang yang bertemu dengannya. Namun, alangkah jauh lebih beruntung lagi orang yang tidak pernah bertemu beliau namun beriman pada ajarannya.

Ummat Nabi Muhammad SAW adalah ummat terbaik. Namun, ada kriteria untuk menjadi ummat terbaik. Apa saja?


  1. Selalu mengajak kebaikan. Kita bisa melakukan kebaikan di mana pun kita berada. Namun, seringkali niat untuk berbuat baik terhalang oleh bisikan setan. Setan selalu menyuruh untuk menunda-nunda kebaikan. Misalkan, saat hendak mengerjakan salat, tayangan TV sedang bagus. Setan lalu membisiki untuk menyimak tayangan TV dulu, baru salat. Begitu juga saat kita sudah berniat untuk sedekah, namun uangnya kita gunakan untuk jajan.
  2. Menjauhi perbuatan munkar. Munkar artinya diingkari, yaitu perbuatan yang diingkari karena dibenci dan dijauhi oleh orang. Namun, setan telah berjanji pada Allah untuk menggoda manusia hingga hari kiamat. Ini adalah janji setan sejak diusir Allah dari surga karena menolak sujud kepada Nabi Adam As. Setan memoles kemunkaran hingga menjadi sesuatu yang indah. Itulah yang banyak menyebabkan kita terperangkap di dalamnya.
  3. Beriman pada Allah, Rasul, dan berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Misalkan: jika kita berjalan ke majelis ilmu, kemudian bersedekah, kita sudah termasuk berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Harta dan jiwa yang digunakan di jalan Allah akan menjadi pemulus jalan kita untuk bertemu Allah di hari kiamat nanti.


Mari sama-sama kita bergiat untuk menjadi ummat Nabi Muhammad yang terbaik, agar kita berada di barisan beliau kelak di Hari Penghitungan, dan mendapat syafaatnya.

Allahumma shalli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aalihi wa shahbihi ajma'iin





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline