Lihat ke Halaman Asli

Roeslan Hasyim

Cerpen Mingguan

"Aku Atheis, Bukan Kafir"

Diperbarui: 6 April 2021   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

henoairlangga.blogspot.com

"Kau jahat Tuhan, kenapa malah hujan. Aku kan mau keluar, gimana sih, katanya Maha Tahu, kok sama keinginanku saja Kau tak Tahu," seruku.

Aku terpaksa menerobos hujan deras disertai dengan angin kencang, beberapa pohon tumbang dan jalanan penuh lumpur menuju rumah seorang wanita tua tak jauh dari rumahku.

"Nenek, Nenek... Apa Nenek ada di rumah?" aku mengetuk pintu rumah dengan sangat keras.

"Kok nggak pake salam seperti biasanya. Biasanya Syira kan tak pernah lepas salam. Selalu dengan salam kalo ketemu Nenek ataupun yang lain." Balas Nenek setelah membukan pintu.

"Nggak apa-apa Nek. Aku lagi ngambek sama Tuhan. Dia tak pernah sekalipun memenuhi keinginanku. Bahkan dengan niat baikku menemui nenek saja, Tuhan tak menghentikan hujannya meskipun sebentar. Jadi, males lah Nek ngucapin salam, lagian salam isinya doa kebaikan yang tak pernah aku dapatkan."

"Loh, kok bisa sih Syira ngambek sama Tuhan hanya gara-gara hujan tidak berhenti?"

"Bukan hanya hujan Nek, tapi hampir semua keinginanku tak pernah diwujudkan sama Tuhan."

"Kamu dikasih hidup saja sudah seharusnya bersyukur Ra, kok malah ngambek hanya gara-gara keinginan Syira tidak dikabulkan."

"Yaaaaaah Nenek saja nggak tahu sih. Padahal gara-gara keinginanku tak pernah dikabulkan, aku ingin mati rasanya."

"Maksud Syira itu apa?" tanya nenek sambil mengajakku masuk ke dalam rumahnya.

"Ini teh, Nenek baru buat. Minum saja dulu, siapa tahu Syira tidak jengkel lagi sama Tuhan."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline