Lihat ke Halaman Asli

Akhir Cerita

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rahasia ini belumlah terurai,
meski ceritaku tak ingin usai...
Tapi waktu tlah menutup mata,
lengking sangkakala lengkapkan
usia

Catatan tlah lengkap, kelak yang tersisa hanya cerita..
Ceritaku hanya akan menjadi setitik abu masalalumu..
Yang kau ingat hanya bayanganku, diruang ruang rahasia hatimu..
Barangkali rindu sesal akan tumbuh liar dipucuk pucuk ingatanmu

Dan aku akan terlelap diruang sunyi, tak ada kilau matahari..
Sebab semua tlah terkunci sejak aku menjadi simati yang dilepas dengan selingkar tanda kabung..

Diantara retak tanah, pecah tulang, serta harum tanah adalah ruang ruang dimana aku bersemayam..
Yang terlihat hanya hujan yang menggenang disudut mata..
Serta kenangan kenangan yang meringkuk disudut angan angan..

O.. Sungguh tak ingin kudengar tangismu, terasa seperti golok keji yang menikam dadaku..
Katakanlah, jadikan saja duka kalimat kalimat doa..

Aku akan menjadi penghuni bingkai kaca
Kau hanya akan ingat empat puluh, seratus atau seribu hari sekali saja..
Semua tentangku ambyar, kembali menjadi cahaya..
Ntah berlabuh disorganya, atau terjebak dalam badai api : ritual penebusan dosa..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline