Lihat ke Halaman Asli

Faisol

TERVERIFIKASI

Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Pentingnya Jalinan Komunikasi yang Baik Antara Bos dan Bawahannya

Diperbarui: 15 Juli 2021   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pentingnya komunikasi yang baik antara bos dan bawahan (Sumber: shutterstock via lifestyle.kompas.com)

"Komunikasi merupakan hal yang sangat menentukan terhadap jalannya sebuah usaha, yang mana peran penting seorang leader dalam memimpin perusahaan menjadi tolak ukur bagi keberhasilan sebuah usaha"

Dalam realitas dunia kerja, banyak tipologi seorang pemimpin yang kerapkali membuat bawahannya tidak nyaman dan membuat suasana hati kurang betah, hal itu menjadikan seorang bawahan menjadi gerah dan terkadang harus memilih untuk resign.

Jika lidah diibaratkan pedang, maka ia lebih tajam dari pedang itu sendiri. Namun lidah juga bisa menyejukkan laksana air yang mengalir, dan pastinya akan selalu membuat orang-orang di sekitarnya merasa betah dan nyaman.

Seorang leader yang baik akan selalu memahami situasi dan kondisi bawahannya, dan ia adalah seorang pendengar yang baik dan selalu menghargai apa yang dikerjakan oleh bawahannya. 

Begitu juga dalam berkomunikasi, yang mana antara bos dan bawahan perlu menjalani pola komunikasi yang baik. Namun, perlu diingat juga saat berkomunikasi, seorang bos tidak boleh melontarkan pernyataan yang bisa membuat karyawan sakit hati.

Berikut beberapa hal yang perlu dihindari bos dalam menjalin komunikasi dengan bawahannya:

Hindari Kalimat Egoisme 
Dalam diri setiap individu, tentu ada sifat ego dan superego yang merupakan faktor bawaan sejak lahir. Namun keduanya bisa diolah sedemikian rupa supaya bisa di-manage dengan baik.

Ada banyak kalimat egoisme yang perlu dihindari oleh seorang bos dalam situasi dan kondisi di lingkungan kerja, semisal "jika bukan karena saya", atau kalimat ego "saya bos di sini kamu mau apa".

Kalimat egois yang keluar dari mulut seorang bos bisa menjadi goresan luka dalam hati, sehingga kalimat egois itu menyebabkan anak buah tidak krasan dan tidak enak hati.

Kalimat egoisme atau komunikasi instruktif memang terkesan melakukan pressure kepada bawahan, supaya bawahan segera mengerjakan apa yang diperintahkan. Tetapi alangkah lebih baiknya jika seorang bos menggunakan kalimat persuasif supaya bawahan lebih senang mengerjakan apa yang diperintahkan. Misalnya kalimat "minta tolong" yang menunjukkan kerendahan hati seseorang, sehingga dengan satu ucapan akan menggerakkan mereka apa yang sudah diperintahkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline