Lihat ke Halaman Asli

Akbar Pitopang

TERVERIFIKASI

Berbagi Bukan Menggurui

Waspada Penipuan Online dan Pembajakan Data, Melindungi Keamanan di Era AI

Diperbarui: 30 Juli 2023   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi penipuan digital. (Dok. Shutterstock via Kompas.com)

Di era digital yang pesat yang telah kita rasakan saat ini, teknologi telah membawa kita ke level konektivitas dan kenyamanan yang tak terbayangkan sebelumnya. 

Transaksi dan atau belanja online maupun interaksi di media sosial semakin mudah diakses, memberi kita manfaat yang luar biasa. Sayangnya, seiring dengan segala kenyamanan ini, kita juga dihadapkan pada risiko penipuan dan pencurian data yang semakin canggih pula.

Salah satu bentuk penipuan digital yang paling meresahkan adalah phishing. Para penipu cerdik menciptakan jaringan tipu-daya yang seolah-olah berasal dari sumber terpercaya. seperti bank, toko online, atau layanan penting lainnya. 

Penjahat menggunakan trik licik untuk mengelabui calon korban agar memberikan informasi pribadi dan keuangan, seperti kata sandi atau nomor kartu kredit. 

Dulu, serangan phishing dilancarkan via email. namun seiring dengan kemajuan teknologi, penjahat kini menggunakan berbagai saluran, diantaranya pesan teks, aplikasi pesan instan, dan media sosial.

Keahlian para penjahat digital dalam manipulasi psikologis semakin membuat kita rentan terhadap serangan ini.

Bagaimana kita dapat mengenali phishing dan menghindarinya? Pertama-tama, selalu periksa alamat situs web sebelum memasukkan informasi sensitif. Pastikan alamat URL-nya aman bersamaan dengan adanya ikon gembok yang, menandakan situs memiliki koneksi aman. 

Jangan pernah terburu-buru mengklik tautan yang mencurigakan dalam pesan atau email, terutama jika mereka meminta informasi pribadi atau keuangan. 

Jika ada tekanan mendesak untuk segera mengambil tindakan, maka kita harus waspada sebab ini bisa menjadi trik penipu untuk mengalihkan perhatian kita.

Selain phising, kita juga harus waspada terhadap ancaman pembajakan data. Penjahat digital akan berusaha masuk ke dalam perangkat atau sistem komputer kita tanpa sepengetahuan kita. 

Mereka bisa menyembunyikan virus dalam aplikasi palsu atau menyebarkan link berkedok undangan pernikahan atau resi paket. Tujuan mereka sama, yakni mencuri data kita dan bahkan menguras rekening kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline