Lihat ke Halaman Asli

Akbar Pitopang

TERVERIFIKASI

Berbagi Bukan Menggurui

Pemuda Indonesia (Masih) Memegang Nilai Kebajikan dalam Kehidupan

Diperbarui: 28 Juli 2022   06:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pemuda yang memegang nilai kebajikan dalam hidupnya (foto via taxandsupernewsroom.com.au)

Masih adakah anak muda yang memegang nilai-nilai kebaikan dalam kehidupannya saat ini?

Di era globalisasi yang penuh dengan disrupsi di segala bidang, banyak pihak menganggap bahwa sepertinya nilai-nilai kebaikan dalam diri seorang anak muda sudah seperti barang langka. 

Apakah memang seperti itu yang terjadi saat ini? Bisa saja hal demikian terjadi, lantaran pola pergaulan anak muda saat ini yang seringkali melampaui batas. 

Namun, tunggu dulu! Jangan khawatir, anak muda zaman now masih banyak kok yang berkarakter atau masih memegang nilai-nilai kebaikan. 

Seperti apa kisahnya, akan penulis ceritakan pada kesempatan kali ini.

Ini adalah kisah inspiratif tentang keberadaan anak muda zaman now yang ternyata masih memegang hal baik di dalam hidupnya. Pada beberapa waktu yang lalu penulis secara pribadi mengalami suatu kejadian tak terduga yakni kehilangan separuh nafas dalam hidup ini atau tepatnya kehilangan handphone.

Setelah kurang lebih sudah 12 tahun penulis menggunakan handphone pribadi semenjak selepas lulus SMA dan hendak jadi mahasiswa perantauan. Sejak saat itu hingga sekitar sebulan kemarin, yang namanya handphone selalu dalam genggaman dan jangkauan. 

Kronologis kejadian yang tak terduga ini terjadi pada hari Jum'at atau lebih tepatnya sebelum pelaksanaan ibadah shalat Jum'at.

Saat itu penulis hendak membeli sepeda untuk putra kami yang baru satu-satunya. Penulis pun hanya berangkat seorang diri. Sedang antara penulis dan penjualnya sebelumnya sudah janjian via chat untuk segera bertemu. 

Di hari yang cerah itu, penulis pulang dari tempat bekerja sekitar pukul 11.00 WIB dan langsung tancap gas ke lokasi yang telah dijanjikan. Alasan penulis langsung menuju tempat transaksi pembelian sepeda anak ini lantaran selepas shalat Jum'at penulis ada kegiatan lain berupa pelatihan yang harus diikuti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline