Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Pemuda dan Komunitas Pop Art Asli Indonesia

Diperbarui: 1 November 2019   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi by kukuhmujiono

Mungkin banyak yang belum mengenal bahwa seni melukis digital ala kubisme, yang awalnya dinamakan Foto Marak Berkotak (FMB), yang beberapa tahun belakang ini sangat digandrungi anak-anak muda baik yang berprofesi sebagai desainer grafis, atau pun pencinta Pop art.

Banyak yang menyangka kalau seni ini adalah produk asing, atau hasil karya seniman asing. 

Ternyata tidak, seni ini dipopulerkan oleh seniman asal Indonesia. Seni grafis yang dikenal dengan istilah WPAP adalah hasil kreativitas seorang illustrator senior Indonesia.

WPAP merupakan singkatan dari Wedha's Pop Art Potrait adalah gaya seni pop art modern. 

WPAP mempunyai ciri khas tertentu dalam penggambaran objek, di mana dalam WPAP anda akan menemukan bidang berkotak-kotak (kubis) dan penuh dengan warna-warni antar bidang tanpa menghilangkan karakter objek atau model yang digambar.

Dalam WPAP anda pasti tidak akan menemukan bidang-bidang lengkung sebab itulah WPAP mempunyai ciri khas tertentu yang membuat WPAP mempunyai keunikan tersendiri dalam segi teknik pembuatan. Seni WPAP mempunyai karakter yang kuat dan pantas diaplikasikan untuk grafis portrait.

Seni WPAP ini pertama dipopulerkan oleh, Wedha Abdul Rasyid yang akrab disapa Wedha lahir di Pekalongan, 10 Maret 1951.  Lahir di Kota Pekalongan, yang kini dikenal sebagai Kota Batik dan Kota Kreatif UNESCO membuatnya dikenal sebagai seniman grafis Indonesia. 

Wedha, yang juga seorang anggota ASKARLO 1969, sebutan bagi alumni SMA Negeri 1 Pekalongan (Alumni SMA Kartini Pekalongan, red)

Illustrasi: Goodnewsfromindonesia.com

Wedha adalah seniman illustrasi terkenal Indonesia, karya-karyanya sangat dekat dengan masyarakat. Ia berprofesi sebagai ilustrator sejak dekade 1970-an. 

Mulai 1977, ketika bergabung dengan majalah Hai, ia banyak membuat ilustrasi terutama karya-karya fiksi Arswendo Atmowiloto dan Hilman Hariwijaya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline