Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Presiden Hasil Pilihan Ijtima Ulama

Diperbarui: 7 April 2019   06:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto, mengangkat kedua tangannya diatas kuda menyapa para kader dan simaptisan saat hut ke 6 dan kampanye akbar Partai Gerindra di Gelora Bung Karno, Jakarta (23/03). TEMPO/Dasril Roszandi

Berandai-andai dahulu tentang kepresiden, dan Keislaman seorang Presiden pilhan itma' ulama, jika seandainya Prabowo terpilih menjadi Presiden. Seberapa jauh tanggung jawab moril para ulama, padahal jelas-jelas Prabowo mengatakan dia bukanlah penganut islama yang taat, dan tidak menjalankan ibadah ritual seperti pada umumnya penganut agama Islam.

Bayangkan setiap Hari Jum'at, muncul tagar #PrabowoJumatanDimana, seakan-akan Prabowo tidak Ikut sholat Jum'at. Memang urusan ibadah itu urusan yang bersifat personal, urusan manusia dengan Tuhan, tapi dalam Islam, seorang pemimpin itu adalah Imam.

Apakah para ulama yang berijtima dalam memilih calon Presiden, sudah memikirkan syarat utama  untuk menjadi pemimpin negara yang mayoritas penduduknya Muslim, bukankah pemimpin yang dipilih haruslah merepresentasikan Islam, sementara Prabowo sudah terang-terangan mengakui dia bukanlah penganut Islam yang taat.

Inilah juga yang dipersoalkan Yusril Ihza Mahendra kepada Habib Riziek Shihab (HRS), yang Ikut menyetujui Prabowo sebagai Capres pilihan ijtima' Ulama, padahal dia sendiri merasa sebagai sosok yang merepresentasikan pemimpin Islam yang kaffah. Disamping Yusril, juga masih ada Muhammad Shohibul Imam dan Zulkifli Hasan.

Yang menjadi persoalan bagi para ulama dalam ijtima tersebut rupanya sangat dilematis, kalau hanya berorientasi pada keislaman calon, dikuatirkan secara finansial dan kekuatan massa tidak memenuhi syarat, sementara kalau memilih Prabowo sebagai Capres, kedua syarat tersebut akan terpenuhi.

Tapi pada realitasnya memang, sebagai Capres pilihan Ijtima' Ulama, Prabowo diterima secara penuh suka cita oleh pendukungnya yang mayoritas Islam, semua ini tidak terlepas dari pengaruh besar HRS yang mampu menghipnotis sebagian besar umat Islam Indonesia.

Kalau memang ditakdirkan Tuhan Prabowo menjadi Presiden ke 8 Republik Indonesia, maka masyarakat pun harus siap menerima segala kekuranga dan kelebihan yang dimiliki Prabowo sebagai manusia. Jauh Hari dia sudah mengingatkan, bahwa Islam dia adalah Islam abangan, dan dia tidaklah terlalu menjalankan ibadah ritual.

Tidak perlu lagi mempersoalkan, apakah dia sholat Jum'at atau tidak, apakah dia sholat atau tidak, juga tidak perlu lagi mempersoalkan Keislaman dia, toh dia sudah menjadi pilihan separuh lebih penduduk Indonesia. Biarlah soal ibadahnya menjadi tanggung jawab dia sama Tuhan.

Semoga saja para ulama yang sudah memilihnya Ikut bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya, tidak Lepas tangan begitu saja, dan mampu membimbing dia menjadi seorang pemimpin Islam yang kaffah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline