Lihat ke Halaman Asli

Aishah Wulandari

Writing for legacy

Renjana Bersembunyi

Diperbarui: 17 Januari 2022   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Rindu | dokpri

Rindu, dimana engkau berada? Aku ingin bersua, melepas segala rasa yang selama ini berkelana mengarungi jagad raya. Rindu, tidakkah engkau merasakan apa yang kurasa? Ataukah rindu ini hanya sepihak? Rinduku begitu menggebu untukmu, seperti sang bayu menderu. Namun, engkau hanya diam membisu.

Tak sepatah aksara yang dapat menggantikanmu, engkau dekat tapi tak mampu menggapaimu. Rindu, tunjukkan dirimu. Engkau diam bersembunyi di palung terdalam kalbu. Janganlah engkau malu, bersemilah engkau di hatiku. Walau hari selalu berganti, tetaplah ada disitu agar aku mudah menggapaimu.

Rindu, musim telah berganti. Terik panas yang mengeringkan gelebah, kini telah berlalu menjadi butiran-butiran air membasahi rasa ambigu. Tetes demi tetes air hujan menyirami ceruk kalbu yang berisi kepingan rindu. 

Rindu, aku tak lagi ragu. Petrikor pun turut meyakinkanku, rindu telah bersemi di kalbu. Gelebah tak mampu lagi bersembunyi, asmara telah mengekspresikan diri. Pengembaraannya di mayapada membuatnya mengerti akan makna renjana. Buat siapa dan kepada siapa rindu itu, hanya rindu dan yang dirindu yang tahu.

Kepada siapakah rindumu engkau persembahkan, duhai insan mercapada?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline